HAPPY PRINCIPLE: SIMPUL YANG SIMPEL
Berangkat dari prinsip yang sederhana, lihat sekeliling kita. barang kali bukan masalahnya yang ruwet tapi jendela kita yang mbruwet alias kotor, penuh debu. Bersihkan jendela pandang kita. gunakan untuk melihat lebih cermat. Indah ‘kan? Lihat si mawar, kalau jendela kotor yang tampak hanyalah duri. Kalau bersih lebih indah warna-warni. Subhanallah. Apa artinya istana mewah bila tak berjendela? Persis pejara. Pengap. Gelap. Gerah dan resah dibuatnya.
Fungsikan jendela hidupmu. Ada jendela mocrosoft untuk lebih menginspirasi “melihat dunia lebih luas” dari media yang terbatas. Ada jendela Johari alias Johari window (dikembangkan oleh Joseph Luft dan Haringtom Ingham) untuk mengetahui kadar pengenalan diri sendiri dan keterbukaan pada orang lain.
Ada pula Ghazali window untuk mengetahui hal-hal yang kita ketahui dan yang tidak kita ketahui. Rhenald Kasali dalam mensyarahkan pemikiran Imam al-Ghazali, memberikan penjelasan menarik:
1. Orang yang tahu bahwa dirinya tahu. Orang pintar. Maka temanilah ia.
2. Mereka yang tahu bahwa dirinya tidak tahu. Ini disebut orang bijak. Jadikan mereka teman.
3. Mereka yang tidak tahu bahwa dirinya tahu. Kita sebut orang ini sedang tidur. Maka bangunkanlah ia.
4. Mereka yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. Nah, kalau yang ini kita sebut orang bodoh tapi tidak mau belajar. Maka jauhilah ia.
Ghazali window ini merupakan jendela untuk mengetahui peta potensi diri. Jika kita termasuk orang pintar, banyak orang akan menempel, banyak rezeki hadir, dan banyak manfaat mengalir.
Gunakan jendela sebagai sarana memandang untuk menyesuaikan diri. Memiliki kedalaman jiwa untuk merasakan. Memiliki ketajaman mata hati untuk menyelami. Menggunakan kelembutan emosi untuk menguatkan. Memiliki kecermatan pikiran untuk meneliti.
Untuk lebih bisa memaknai jendela, mari ita gunakan Happy principle, simpul yang simpel. Cara pandang yang sederhana untuk hidup lebih bahagia.
1. Mulai dari yang ada dan bisa. “Sesuatu yang tidak bisa diambil secara keseluruhan jangan tinggalkan sama sekali....maa laa yudroku kulluhu laa yutroku kulluhu.”
2. Jangan ragu-ragu. “Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.. Da’ maa yuriibuka ilaa maa laa yuriibuka.”
3. Bersungguh-sungguhlah untuk mengagli manfaat. “Raukslah terhadap apa-apa yang bisa memberikan manfaat kepadamu..ihris ‘alaa maa yanfa’uka.”
4. Cara tentukan hasil. “Sebagaimana engkau memperlakukan, begitu pula engkau akan diperlakukan...kamaa tadiinu tudaanu.”
5. Balasan serupa tindakan. “Balasan yang kita dapatkan itu serupa yang kita lakukan...aljazaa’ min jinsil ‘amal.”
6. Jangan suka meremehkan. “Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apapun walau sekadar..laa tahqiranna minal minal ma’ruufi syai’an walau..”
7. Tinggalkan yang tidak berguna, “Di antara kebaikan islamnya seseorang ialah meninggalkan apa-apa yang tidak berguna baginya..min husni islamil mar’i tarkuhu maa laa ya’niihi”
Sebenarnya masih banyak seperti dalam buku ‘Aidh al-Qarni ada tiga puluh cara bahagia. Disini cukup simpul yang simpel agar kita bisa memulai bahagia dari hal-hal sederhana. Rosulullah SAW bersabda:
“Sesunguhnya agama ini mudah, dan tidak ada seorang pun yang bersikap eksterm terhadapnya melainkan ia akan kalah. Oleh karena itu amalkanlah agama ini dengan tepat, amalkanlah dengan seimbang, berbahagialah, dan jadikan ibadah di waktu pagi, waktu sore, dan akhir malam sebagai penolongmu.” (HR. Bukhori)
Kini, realisasikan prinsip sederhana ini secara selaras, bertahap, dan tak terlalu buru-buru dengan mendayagunakan seluruh potensi jiwa, tenaga, dan waktu untuk bahagia. Prinsip-prinsip ini mendidik agar setiap detik selalu lahir potensi cantik. Jangan jadi orang generik.
(Dikutip dari tulisan Sholihin Abu Izzudin dalam bukunya, “Hero, Jappy Ending Full Barokah” halaman 156-158)
Senin, 09 Mei 2011
Menjelang berbuka puasa, ditemani gorengan dan segelas susu cokelat.

by: AIN NURWS

Post a Comment