Bagaimana menjadi tetangga yang baik?
 
 
Oke, kali ini saya mau share dengan kalian tentang satu pengalaman diskusi saya dengan para bule dari berbagai negara di acara MGPS yang tengah aku ikuti. Siang tadi, jam 11an, kami berdiskusi tentang HOW TO BE A GOOD NEIGHBOR, artinya gimana sih jadi tetangga yang baik? So, pastinya yang dimaksud dengan tetangga di sini bukan sekedar tetangga rumah.
Tapi boleh jadi, nanti ada tips yang bisa kalian terapkan dalam bertetangga dengan orang di sekitar rumah. Tentu saja karena MGPS ini adalah forum internasional, yang dibahas adalah bagaimana kita bertetangga dengan negara lain. Ya, kalian tahu lah banyak negara yang terlibat konflik karena berbagai sebab. Salah satunya adalah karena perbatasan (border), migrasi, perbedaan budaya (multiculturalism), dan lain sebagainya. Contohnya Indonesia dengan Malaysia, ada masalah dengan perbatasan negara. Contohnya, di daerah Kalimantan, (bisa dicek di situs resmi ini http://belanegarari.com/2012/06/15/sengketa-daerah-perbatasan-indonesia-dan-malaysia/). Selain itu juga ada batik, reog ponorogo, tempe, yang diklaim oleh dua negara ini. So, gimana seharusnya jadi tetangga yang baik?
1.       Saling memahami budaya masing-masing. Tahu sejarah. Nggak asal klaim gitu. Jadi kalau sudah tahu sejarahnya kan, akan diketahui juga siapa yang sebenarnya lebih berhak.
2.       Mencoba memahami suatu permasalahan dari berbagai perspektif. Kita nggak hanya lihat permasalahan dari perspektif negara kita sendiri. Tapi coba dilihat dari perspektif negara lain. Karena kita tahu tiap negara pasti punya nilai budaya yang berbeda-beda. Selain itu, yang dimaksud dengan memperluas perspektif adalah melihat suatu masalah dari berbagai bidang. Misal, dari sisi ekonomi gimana, sosial, politik, agama dan seterusnya. So, intinya adalah kita membuka pikiran kita agar tidak sempit. Dari berbagai perspektif itu kita bisa mengambil manfaat yang umum, yang tidak hanya buat keuntungan satu pihak.
3.       Selalu berjalan dengan kedamaian. Maksudnya adalah menghadapi sesuatu nggak keburu emosi dulu. Mungkin kita belum fikirkan apa sisi positif dari pendapat orang lain dan kita terlalu egois. Cobalah untuk tenang dan berdamai dengan orang lain sehingga konflik bisa kita minimalisir.
4.       Jalin kerja sama. Bisakah kita membuang perbedaan dan merencanakan masa depan yang baik untuk kita bersama? Jika kita sering mengadakan kerja sama, maka rasa kebersamaan itu juga akan tumbuh sekaligus mengurangi egois masing-masing pihak. So, akan tercipta kedamaian bertetangga.
5.       Dari kisah Rasulullah SAW, ketika beliau dilempar kotoran oleh tetangganya, beliau nggak ngamuk. Dan itu terjadi setiap hari. Sampai suatu ketika, orang yang melempari kotoran kepada Nabi itu sakit lalu Nabi menjenguknya. Ketika dijenguk orang itu ketakutan disangkanya Nabi akan balas dendam, tapi ternyata Nabi tidak balas dendam justru Nabi mengusap lembut keningnya. Akhirnya orang tersebut masuk Islam.
Dan banyak hal yang bisa kita lakukan dengan segala kerendahhatian kita agar kita bisa hidup harmonis dengan tetangga kita. Baik tetangga dekat maupun tetangga negara. Selamat mencoba. J
Rabu, 03 Desember 2014
By : Ain Nurwindasari
Diketik langsung di lokasi kejadian (Gedung AR. Fachruddin A lt.5 UMY)

Post a Comment