Sore itu hujan membasahi bumi Gombak, termasuk di kampus kami tercinta, IIUM. Aku dan Sithka berjalan menuju halte depan rektori. Kami menunggu bus selama beberapa menit. Dan sampailah kami dalam pembicaraan menulis. Sithka pun mengatakan kepadaku, “Ajarin aku nulis dong bu.”

Ya, dia memang selalu memanggilku “Bu”. Katanya nggak sopan kalau hanya manggil nama. Karena aku memang dua tahun lebih tua darinya. Tapi bukan karena itu yang terpenting. Karena aku sudah pernah menjadi Bu Guru. hehe. Well, aku lanjutkan ceritanya. Aku nggak menyangka bahwa dia bisa mengatakan itu. Sithka pengen bisa nulis?

Aku tersenyum sejenak. Demi tidak ingin membuatnya patah semangat aku bilang, “Tulislah apa yang kamu pikirkan dan jangan pikirkan apa yang kamu tulis.”

Sithka, melalui tulisan ini semoga bisa melengkapi jawabanku beberapa waktu lalu ya....

Ada beberapa hal yang terkait menulis

Pertama, pada dasarnya menulis itu mudah. Menulis itu seperti kita ngobrol, menyampaikan suatu pesan kepada teman. Hanya saja bentuknya tulisan. Dan bukankah sehari-hari kita sudah melakukan tulis menulis di whatsapp, bbm, dan medsos lainnya? Bedanya menulis yang dimaksud di sini adalah satu tulisan yang membentuk satu gagasan utuh, tidak terpotong-potong. Untuk menggabungkan beberapa pemikiran menjadi satu ide itulah yang membutuhkan keterampilan khusus.
Kedua, motivasi

Hal yang pertama kali harus dilakukan sebelum seseorang melakukan pekerjaan adalah niat. Kita bisa mengatakannya motivasi. It is the same thing. Begitu juga menulis. Butuh niat. Buat apa kita nulis? Sekedar contoh adalah motivasi tulisanku. Aku punya banyak motivasi untuk bisa nulis. Motivasi utama adalah agar bisa memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada umat Islam dan dunia melalui tulisan. Aku punya blog yang berdiri sejak tahun 2010. Karena semangat yang menggebu-gebu pada saat itu aku sampai memberi alamat blog http://dakwah!ain!.blogspot.com. Haha. Itu menandakan aku harus dakwah. Blogku hanya untuk dakwah. Apapun bentuk tulisannya tujuannya untuk memberi pengaruh kebaikan kepada orang lain.

Pada saat melihat banyak pembaca blog yang awalnya tiap hari hanya puluhan orang aku merasa bahwa tulisanku nggak sia-sia. Kita seakan menyampaikan pidato atau ceramah kepada orang lain tanpa harus mendatangi mereka. Dan ini terjadi setiap hari. Ajaibnya semakin lama pembaca semakin banyak setiap harinya. Sekitar 100-200 orang pembaca setiap hari.

Aku pun mengikuti beberapa pelatihan menulis ketika aku kuliah di Jogja. Semuanya memberiku motivasi besar agar aku bisa menulis. Motivasi yang ditebarkan oleh para trainer kepenulisan secara umum adalah kebermanfaatan tulisan dan income yang bisa kita dapatkan dari menulis. Ada orang yang hanya dengan menulis blog ia menjadi milyarder. Contohnya adalah Raditya Dika. Bahkan ada yang dengan menulis blog bisa mendapat jodoh. Contohnya kakaknya temanku. Dia mendapat jodoh dari pembaca blognya. Hmmm.

Motivasi terbaik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri. Ibarat api, motivasi yang berasal dari dalam diri adalah api biru. Nyalanya lama tapi sangat panas. Sedangkan kalau motivasi dari luar seperti ingin mendapatkan uang atau popularitas ini ibarat api kuning. Cepat padam nantinya. Motivasilah yang akan terus mendorongmu melakukan sesuatu.

So, sekarang tentukan motivasimu dari sekarang. J

Ketiga, tipsnya adalah membaca+menulis
Jika kamu memang benar-benar ingin menulis hanya ada satu cara yang terdiri dari dua tindakan. Apa itu? MEMBACA + MENULIS.

Diri kita ibarat teko dan tulisan adalah apa yang dituangkan oleh teko. Jika teko tidak diisi apa yang bisa ia keluarkan? Tidak ada. Cara mengisi teko kita adalah dengan membaca. Selain untuk menambah pengetahuan yang nantinya bisa kita tuangkan dalam tulisan, membaca memberikan kita referensi bagaimana seharusnya menuturkan kata-kata dalam bentuk tulisan. Semakin banyak membaca semakin banyak yang bisa kita tulis. Semakin malas membaca semakin sulit kita menulis.

Yang kedua adalah menulis. Jika teko sudah diisi ia tidak akan bisa tertuang jika tidak kita buka penutup tekonya. Percuma bacaan banyak tapi kita tidak menuliskannya. Awalnya mungkin sulit. The begining is difficult, right? Tapi semakin sering kamu nulis akan semakin mudah kamu menuangkan ide. Awalnya tidak tahu harus dari mana memulai tulisan lama-lama kamu akan bisa merasakan bagaimana seharusnya seseorang menuangkan idenya.

Tidak masalah jika kamu harus menertawakan tulisanmu sendiri. Tapi percayalah setelah latihan ke seratus atau ke sekian kalinya kamu akan dengan sendirinya merasakan mudahnya menulis semudah kamu ngobrol denganku. Hehe.

Kalau boleh cerita aku dulu menulis di kertas apapun. Mau kertas kecil-kecil, kertas bekas, kertas halaman terakhir buku kuliah, dan apapun. Aku membuat mading pribadi di kamar yang setiap minggunya aku targetkan untuk aku ganti. Mading itu berisi puisi, artikel, cerpen, dan lain-lain. Hm, dengan demikian aku bisa menerbitkan tulisanku sendiri kan. Meskipun yang membaca hanya aku dan orang-orang yang mampir ke kamarku. Hehe.

Aku juga berusaha mengirim tulisan ke majalah, ikut lomba kepenulisan dan mencoba nulis buku meski akhirnya ditolak. Huhu. Tapi aku tidak patah semangat. Aku terus menulis di blog. Apapun yang bisa aku tulis dan sekiranya bermanfaat. Minimal blog itu sebagai wadah kreatifitasku. Nah, kalau kamu sudah punya blog dan sudah lama tidak kamu gunakan, mungkin sekarang waktunya kamu bersihkan dari sarang laba-laba. Hehe.

Oh ya, jangan lupa kalau sudah menulis mintalah orang lain membaca tulisanmu. Mintalah komentar mereka. Insyaallah ini membantu banget. Karena dari bacaan mereka kita bisa tahu kelebihan dan kekurangan tulisan kita. Kalau kita hanya baca sendiri kita tidak tahu kekurangan kita di mana. Dengan koreksi orang lain insyaallah tulisan kita semakin baik.

Mungkin itu dulu yang bisa saya sampaikan. Kalau kamu mau sharing tentang menulis bisa kirim ke emailku ainnurws@yahoo.co.id

Terima kasih sudah bersedia membaca. Semoga bermanfaat. Amin.
 
Sabtu, 03 Oktober 2015

Post a Comment