Kenapa kalimatnya ke luar Indonesia? Bukan ke luar negri? karena saya merasa ini masih di satu negri, yakni negri melayu. hanya saja beda negara. Budaya kami tidak jauh berbeda juga. Jadi tidak ada salahnya jika aku tuliskan judulnya "terbang ke luar Indonesia".

Lagi pula cerita ini sudah aku ceritakan sebelumnya di "Reach Your Dream" bagaimana akhirnya aku bisa kuliah di luar negri. Hanya saja aku ingat bahwa tulisan dream bagian 1 belum lengkap jika aku tidak menulis ini. Jadi dalam tulisan ini intinya aku bisa naik pesawat lagi dan bukan dalam rangka MTQ melainkan dalam rangka studi. Meski ketika aku berdoa di pesawat itu dalam bayanganku adalah aku akan kuliah ke tempat yang jauuuuh sekali, misal Inggris, Amerika, Jerman ataupun ke Timur Tengah. Tapi tak apalah, memang skenario ceritaku di sini selalu berhubungan dengan naik pesawat, bukan jauhnya negara yang aku kunjungi.

Ya, aku akhirnya bisa naik pesawat karena studiku di Malaysia, tepatnya di IIUM atau UIA ini. Karena memang akan sangat menyulitkan jika aku harus naik bus. Kok menyulitkan? Memang mungkin ya? Ya mungkin saja. Jika aku berdoa ingin pulang dari Kuala Lumpur ke Gresik dengan naik bus tanpa naik pesawat lalu Allah mengabulkan kan tidak sulit. Tapi aku nggak mau berdoa seperti itu. Karena itu bukan keinginanku. Aku justru ingin kalau-kalau di kampus UIA ini langsung ada bandaranya sehingga aku tidak harus jauh-jauh ke KLIA2 yang memakan waktu sekitar 2-3 jam dari UIA ini. Sekalian, di Gresik ada bandara begitu, bahkan kalau bisa di Cerme saja bandaranya jadi aku nggak usah jauh-jauh ke Bandara Juanda 2 Sidoarjo.

Terlalu singkat ceritanya? Ya sudah aku tambah deh. Jadi setelah karena aku datang ke UIA masih tanpa visa, aku jadi bolak-balik Kuala Lumpur-Surabaya. Baru satu semester sudah pulang tiga kali. Dan itu di luar dugaanku. Siapa yang menyangka jika aku bisa bolak balik KL-SBY dengan begitu seringnya. Itu juga bukan mimpiku. Karena aku hanya ingin naik pesawat dan kuliah di luar negri. Tapi aku rasa ada hikmahnya. Dari situ aku merasa naik pesawat itu nggak selamanya menyenangkan. Apa yang kita inginkan nggak selamanya baik. Karena biaya yang dikeluarkan jadi banyak, dan tentu saja capek. Apalagi di bandara KLIA2, itu bandaranya gede banget. Ya aku baru tahu bandara Surabaya, Solo, Jogja, Jakarta, dan KLIA2. Aku rasa yang paling membuat capek adalah bandara KLIA2.

Naik pesawat bolak-balik itu aku nggak alamin cuma satu kondisi saja, tapi banyak kondisi. Pernah berangkat dari rumah jam 5.30 bahkan pernah jam sebelum jam 2 pagi dan belum mandi tentunya hehe. Dari KL juga tidak kalah serunya, pernah berangkat pagi, siang bahkan pernah menginap di bandara dan nggak bisa tidur karena di musholla yang tentu saja banyak orang silih berganti keluar masuk. Pernah sepanjang jalan bercerita dengan ibu-ibu dari Jember, pernah juga sepanjang perjalanan di pesawat aku habiskan dengan tidur. Kesadaranku hanya saat pramugari akan memberi pengarahan tentang petunjuk keselamatan dan ketika landing di bandara tujuan.

Nah mungkin juga hikmahnya dengan aku sudah berkali-kali naik pesawat ini ada hubungannya dengan mimpiku yang lain. Mau tahu? mimpiku yang ada kaitannya dengan pesawat ini adalah PUNYA MASKAPAI PENERBANGAN. Nggak percaya? aku juga nggak tahu bagaimana caranya punya maskapai penerbangan. Tapi aku nggak terfikir untuk tabung uang dari sekarang. Aku yakin saja mimpiku akan terkabul sebelum aku meninggal. Jika aku harus meninggal sebelum semuanya terkabul, insyaallah dikasihnya di setelah aku meninggal. Simpel kan. Yang penting kita punya dan berani bermimpi.

Post a Comment