Penulis: Ain Nurwindasari
Sabtu (16/4) Hidayah Centre Foundation bekerja sama dengan IPSI, Malaysian
Chinese Muslim Association (MACMA), Pertubuhan Kebajikan Islam Malaysia
(PERKIM), ACCIN, Multiracial Reverted Muslims, Islamic Research Foundation
mengadakan sebuah event yang cukup besar dan dinantikan oleh Umat Islam di
Malaysia
(see more at: http://www.islamicevents.my/event/404). Kenapa event ini dinantikan oleh
umat Islam Malaysia?
Sebab seperti judul di atas, ini adalah ceramah akbar dengan pembicara Dr. Zakir Naik. Beliau merupakan tokoh Islam yang sudah memberikan lebih dari 2000 ceramah di ratusan negara di dunia ini. Beliau juga menguasai 15 kitab agama, dan beliau dikenal sebagai tokoh perbandingan agama yang sangat hebat.
Sebab seperti judul di atas, ini adalah ceramah akbar dengan pembicara Dr. Zakir Naik. Beliau merupakan tokoh Islam yang sudah memberikan lebih dari 2000 ceramah di ratusan negara di dunia ini. Beliau juga menguasai 15 kitab agama, dan beliau dikenal sebagai tokoh perbandingan agama yang sangat hebat.
Tentu saja bukan hanya Muslim Malaysia yang mengagumi
sosok Dr. Zakir Naik ini, Muslim Indonesia pun saya yakin juga demikian.
Terlihat dengan begitu antusiasnya Muslim Indonesia yang ramai di media sosial
menanyakan apakah Dr. Zakir Naik jadi datang ke Indonesia atau tidak dalam
event tour in Asia beliau. Untuk informasi yang satu ini saya pun belum bisa
memberikan keterangan jelas, pasalnya saya bukan tim manajemen Dr. Zakir Naik.
Well, yang namanya orang pergi dan hadir di suatu
tempat pastinya ditanya oleh-olehnya apa. Bahkan sebelum pulang pun sudah
diminta harus bawa oleh-oleh. Maka berikut ini adalah oleh-oleh saya mengikuti
ceramah Dr. Zakir Naik mulai pukul 08.45-11.15an. sebenarnya acaranya sampai
jam 2 an (dini hari), tapi karena saya nebeng bus sekolah (kok bukan bus
kampus? Ya gpp, yang penting nyampe lokasi dan pulang dengan selamat), so saya
harus cepet-cepet keluar stadion sebelum jam 12 malam, dari pada saya ditinggal
bus, bisa berabe dah.
Is The Qur’an God’s Words?
Ini adalah judul ceramahnya. Simak ya...
Dr. Zakir Naik mengawali ceramahnya dengan mengucap
hamdalah sebagai rasa syukur kepada Allah SWT karena diberi kesempatan memberi
ceramah lagi di KL, Malaysia. Dan ini adalah kunjungan beliau yang keenam di Malaysia
dan KL (tentu saja kunjungan untuk memberikan ceramah).
Banyak orang yang mempunyai misconception (kesalahpahaman)
tentang Islam, dan mereka menganggap bahwa Islam adalah agama baru.
Perlu diketahui bahwa Nabi-nabi terdahulu sebelum Nabi
Muhammad SAW mereka diutus hanya untuk kaum tertentu dan waktu tertentu. Tapi Nabi
Muhammad SAW diutus untuk seluruh umat manusia, tidak hanya untuk orang Arab
dan waktu tertentu itu saja, namun untuk selamanya sampai hari kiamat. Mukjizat
nabi-nabi terdahulu berbeda dengan mukjizat Nabi Muhammad SAW (contoh, Mukjizat
Nabi Musa adalah tongkat yang bisa berubah menjadi ular dan bisa membelah
lautan). Mukjizat nabi-nabi sebelum Muhammad SAW adalah untuk kaum tertentu dan
waktu tertentu itu saja, sedangkan mukjizat Nabi Muhammad tidak terbatas pada
masa beliau masih hidup, namun sampai saat ini dan masa yang akan datang, yakni
kemukjizatan Al-Qur’an sebagai kalamullah.
Ada tiga asumsi manusia tentang Al-Qur’an:
1.
Al-Qur’an adalah
perkataan Nabi Muhammad SAW, baik diucapkan dalam keadaan sadar, setengah
sadar, maupun tidak sadar.
2.
Al-Qur’an adalah
hasil dari Nabi Muhammad mempelajari, mengcopy dan mengadopsi dari kitab suci
agama lain.
3.
Al-Qur’an adalah
kalamullah (perkataan Allah).
Mari kita bahas satu-satu:
Pertama, mereka menganggap
bahwa al-Qur’an adalah perkataan Nabi Muhammad SAW, baik diucapkan dalam
keadaan sadar, setengah sadar, maupun tidak sadar.
Sesuatu yang abnormal jika seseorang bisa mengeluarkan
kata-kata religius dalam keadaan sadar, setengah sadar dan tidak sadarnya. Tidak
mungkin ada orang yang bisa melakukan hal semacam ini. Jadi anggapan mereka ini
sungguh tidak logis.
Lagi pula, jika ini adalah perkataan Nabi Muhammad,
tidak pernah beliau mengklaim bahwa ini adalah perkataannya, sedangkan beliau
dikenal sebagai orang yang jujur sejak beliau sebelum menjadi Nabi. Dan kejujurannya
itu tidak hanya diakui oleh kaumnya melainkan juga oleh musuh-musuhnya. Maka mustahil
jika Al-Qur’an adalah perkataan Nabi Muhammad sedangkan beliau tidak pernah
mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah perkataannya.
Lagi pula untuk apa Nabi Muhammad membuat ayat-ayat? Beliau
saja ditawari berbagai kemewahan oleh kafir Quraish, beliau menolak. Tidak hanya
itu, Nabi juga ditawari jika Nabi mau, beliau bisa menjadi raja dari seluruh
bangsa Arab. Tapi apa? Bahkan Nabi Muhammad ketika disuruh berhenti berdakwah
oleh petinggi-petinggi kafir Quraish, beliau mengatakan “seandainya
(ditawarkan) matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, aku tidak
akan berhenti menyampaikan pesan Allah”. Diriwayatkan pula oleh Aisyah R.A,
istri Nabi Muhammad SAW, bahwa keadaan beliau pernah tidak makan berhari-hari,
beliau pun ketika mendapat sesuatu dari orang lain selalu dibagikan kepada
fakir miskin.
Bahkan di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman dalam Q.S.
Al-Baqarah (2):79:
فَوَيْلٌ
لِّلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَـٰذَا مِنْ
عِندِ اللَّـهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا
كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا يَكْسِبُونَ ﴿٧٩﴾
“Maka kecelakaan yang besarlah bagi
orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu
dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh
keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi
mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan
besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan.”
Maka-dengan fakta-fakta tersebut- argumen bahwa Nabi
Muhammad membuat-buat Al-Qur’an dengan motif mendapatkan kekuasaan atau
kekayaan adalah salah besar.
Ketika mereka mengatakan bahwa Nabi Muhammad berilusi,
maka sangat tidak mungkin juga seseorang berilusi dan menghasilkan ayat-ayat
religius.
Ada juga yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah
pembohong (Na’udzubillah). Dan ada pula yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad
adalah orang yang gila. Ini tentu sangat tidak masuk akal. Karena tidak mungkin
orang yang berbohong itu gila, dan orang gila tentu tidak bisa berbohong. Maka patah
pula argumen ini (yang mengatakan Nabi berbohong ataupun gila [na’udzubillah]).
Ada juga yang berargumen bahwa Nabi Muhammad menderita
mythomania. Mythomania
adalah kebohongan yang dilakukan seseorang bukan dengan tujuan menipu orang
lain. Penderita gangguan Mythomania akan membuat dirinya sendiri percaya bahwa
kebohongan yang dia buat adalah nyata. Yang membedakan Mythomania dengan
kebohongan biasa adalah.. penderita Mythomania sering tidak sadar bahwa dia
sebenarnya sedang berbohong dan menceritakan khayalan yang ada dalam kepalanya.
(lebih lengkap liat di http://chillinaris.blogspot.my/2015/02/mythomania-penyakit-suka-berbohong-demi.html).
Penderita mythomania tidak mungkin bisa membuat
kebohongan demi kebohongan yang itu berisi fakta sains. Maka argumen bahwa Nabi
Muhammad SAW menderita mythomania juga terpatahkan dengan ditemukannnya
fakta-fakta sains yang tidak ada satupun ayat al-Qur’an yang berbicara tentang
sains bertentangan dengan fakta-fakta sains yang ditemukan oleh para ilmuwan
jauh setelah Nabi Muhammad wafat.
Kedua, Al-Qur’an
diadopsi dari kitab agama lain, atau wahyu agama lain.
Kenyataannya, Nabi Muhammad SAW tidak pernah bertemu
dengan ulama Nasrani maupun Yahudi. Memang, Nabi Muhammad ketika pertama kali
menerima wahyu lalu menceritakannya kepada Waraqah bin Naufal (sepupu Khadijah
R.A.), Waraqah mengatakan akan mendukung Nabi:
Diriwayatkan oleh Aisyah, “...Nabi
kembali kepada Khadijah disaat jantungnya berdetak dengan cepat. Lalu Khadijah
membawanya kepada Waraqah bin Naufal, seorang nasarah dan seorang pembaca Injil
dalam bahasa
Arab. Waraqa bertanya (kepada nabi), ”Apa yang kamu lihat?” Di saat nabi
menceritakannya, Waraqah menjawab, “Itu adalah malaikat yang
oleh Allah utus
kepada Musa. Andai
aku masih hidup hingga engkau menerima wahyu, pastilah aku akan mendukungmu
sekuat tenaga.” (HR. Bukhari)
Dengan kisah ini lah mereka menganggap bahwa Waraqah
akan membantu Nabi, mendukung beliau dalam pewahyuan. Padahal tidak. Buktinya Waraqah
meninggal dan wahyu masih turun sampai waktu yang lama.
Bagaimana dengan di Madinah, kan Nabi juga bertemu
dengan orang Kristen dan Yahudi? Iya, Nabi memang bertemu dengan tokoh-tokoh
Kristen dan Yahudi, tapi mereka justru masuk Islam dengan bimbingan Nabi
Muhammad SAW, bukan malah Nabi yang mempelajari kitab-kitab mereka.
Lagi pula, Old Testament (perjanjian lama)
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab paling awal adalah 250 tahun setelah Nabi Muhammad
SAW wafat. Lagi pula Nabi Muhammad itu tidak bisa membaca maupun menulis. Q.S.
Al-A’raf (7):157
الَّذينَ يَتَّبِعونَ الرَّسولَ النَّبِيَّ الأُمِّيَّ الَّذي يَجِدونَهُ
مَكتوبًا عِندَهُم فِي التَّوراةِ
وَالإِنجيلِ
“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul,
Nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil
yang ada di sisi mereka...”
Jika Al-Qur’an
disalin dari Bible, nyatanya:
-
Proses penciptaan alam
semesta di dalam Bible sangatlah impossible, di mana disebutkan di dalam Bible
bahwa Tuhan menciptakan cahaya, kemudian menciptakan tanaman dan sayuran,
kemudian baru Tuhan menciptakan sumber cahaya (matahari), bagaimana mungkin
tanaman bisa tumbuh tanpa sumber cahaya?
-
Demikian juga kisah
Nuh dalam Bible, di mana fakta saat ini mengungkap bahwa kisah Nuh di dalam
Al-Qur’an lebih sesuai dengan sains, sedangkan di dalam Bible tidak.
Maka bagaimana mungkin yang menyalin lebih benar
daripada yang disalin? Sedangkan Nabi Muhammad pun tidak pernah belajar tentang
sains waktu itu.
Ketiga, Al-Qur’an adalah
kalamullah. Maka semua isinya adalah kebenaran.
Maka inilah pernyataan yang benar, dan berikut sebagian
penjelasannya.
Sebenarnya sangat mudah mengatakan Al-Qur’an bukan
kalamullah dan al-Qur’an adalah tidak benar. Fakta tentang Abu Lahab yang
dinyatakan bahwa ia akan celaka dan masuk neraka, ayat ini turun ketika Abu
Lahab masih hidup. Sangat mudah bagi Abu Lahab mengatakan hanya tiga kata “SAYA
ADALAH MUSLIM”, tapi nyatanya Abu Lahab sampai meninggal pun dia tidak mengatakan
itu. Padahal sangat mudah ia bisa menjatuhkan musuhnya (Nabi Muhammad) dengan
mengatakan bahwa al-Qur’an tidak benar (dengan pernyataan kemuslimannya).
Al-Qur’an juga menyatakan bahwa orang Yahudi adalah yang
paling kuat permusuhannya terhadap Islam, dan Nasrani adalah paling dekat
dengan Islam (Q.S. Al-Maidah[6]:82). meski kenyataan ini tidak berarti semua
umat Yahudi membenci Islam dan semua umat Kristen bersahabat dengan Islam,
namun secara general seperti itu faktanya.
Al-Qur’an juga membuat tantangan untuk membuat semisal
al-Qur’an [ath-Thûr/52: 33-34], [ al-Isrâ’/17:88], tidak ada yang bisa. Allah tantang lagi agar
mereka buat 10 surat saja [Hûd/11:
13-14],
tidak ada yang bisa. Lalu Allah tantang lagi dengan hanya membuat satu surat
saja yang semisal al-Qur’an [
Yûnus/10: 37- 38], [ al-Baqarah/2: 23-24], pun tidak ada yang mampu memenuhi
tantangan itu hingga saat ini. Inilah bukti kebenaran Al-Qur’an.
Mengenai Tuhan, di semua
kitab suci mengatakan bahwa Tuhan itu satu, Tuhan tidak berbentuk, dan Tuhan
tidak bergambar, Tuhan tidak dilukis.
- - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Demikian yang bisa saya (penulis,
ain) sampaikan. Ketika itu mata sudah ngantuk, dan bus sekolah sudah menuju lokasi.
Lagi pula perut teman saya sudah tidak bisa mentolerir keadaan. Jadi saya harus
segera keluar stadion, menemani teman saya makan lalu berjalan menuju halte. Jika
ada yang mau menambahkan saya akan sangat berterima kasih. Terutama di bagian
sesi tanya jawab. Menurut keterangan teman saya yang dia ikut sampai jam setengah
dua pagi (tapi dia nggak nulis apa yang didengarnya dan semoga dia masih sempat
nulis sebelum ingatannya hilang perlahan), sempat juga ada sekitar 6 orang non
Muslim yang bersyahadat dalam acara tersebut. Alhamdulillah. Semoga Allah beri
hidayah untuk kita semua. Amin.
Jangan lupa komentar ya.
Thank you, jazakumullah.
Gombak, 17 April 2016.
Posting Komentar