MANUSIA,
ANTARA PENILAIAN DAN HARAPAN
Nak, di
dunia ini mungkin kita sering kali ketika akan melakukan sesuatu atau
sebaliknya, kita terpaku pada penilaian. Tidak ada salahnya, bahkan sah-sah
saja. Hanya saja, penilaian siapakah yang kita jadikan acuan? Pun begitu pada
yang namanya harapan. Kita melakukan sesuatu atau tidak melakukannya karena
bergantung pada harapan. Tidak masalah juga, hanya saja, sekali lagi, pada
siapakah harapan itu kita gantungkan?
Nak, kamu
harus tahu, bahwa ternyata, hatta orang yang kita anggap paling dekat dengan
kita pun tidak layak jika penilaian dan harapan kita letakkan pada dia. Masalahnya
apa? Orang terdekat kita, katakanlah dia pasangan kita, orang tua kita, atau
anak kita, mereka adalah manusia biasa.
Penilaian
Penilaian yang
utama adalah dari Tuhan kita, yaitu Allah SWT. Dialah yang paling berhak
menilai kita. Hal ini karena bahkan terhadap pasangan kita pun, masih ada yang
bisa kita sembunyikan darinya. Sedangkan terhadap Allah? Mana mungkin ada yang
luput dari pandangan-Nya? Lagi pula, percuma saja kita mengharapkan penilaian
manusia, kalau ternyata mereka tidak menggunakan rambu-rambu yang Allah berikan
sebagai bahan penilaiannya.
Nah,
bagaimana melihat penilaian Allah? Bacalah Al-Qur’an dan sunnah-sunnah
Nabi-Nya, bacalah keterangan para ulama, nanti kamu akan tahu bagaimana Allah
menilai sesuatu. Baikkah itu? Burukkah itu? Lihatlah, bacalah dari dua pedoman
yang sudah ditinggalkan oleh Nabi kita.
Nak, jangan
sekali-kali menilai sesuatu hanya karena hawa nafsu atau egomu. Karena itu akan
membuatmu menyesal di kemudian hari. Jangan pula menilai sesuatu itu baik dan
buruk hanya karena banyak orang di sekitarmu yang mengatakan baik atau buruknya
sesuatu itu. Coba berfikirlah yang jernih. Sekali lagi, lakukanlah sesuatu
karena menurutmu Allah dan Rasul-Nya menyukai apa yang kamu lakukan itu. Dan jangan
lakukan sesuatu, sekiranya hal itu hanya akan membuat Allah dan Rasul-Nya benci
dan kecewa.
Satu lagi,
sebaik apapun kita, meski kita sudah berusaha semaksimal mungkin melakukan
kebaikan, tidak akan pernah penilaian orang lain terhadap kita itu satu kata. Pasti
ada saja yang memuji kita, dan ada saja yang mencela bahkan membenci kita. Itu sudah
biasa. Tidak usah kaget. Biar Allah yang menilai. Yang penting lakukan yang
terbaik, semampu kita.
Harapan
Kita pasti
pernah kecewa pada manusia. Kamu juga nak? Mungkin pada ibumu ini. Kenapa? Karena
kita meletakkan harapan pada tempat yang salah. Nak, manusia itu tempatnya lupa
dan salah. Manusia bukanlah malaikat, apalagi Tuhan. Yang bisa memenuhi semua
kebutuhanmu hanyalah Allah, Tuhanmu, Penjaminmu, dunia dan akhirat.
Jika kita
berharap pada manusia, lalu ketika manusia itu tidak mampu memenuhi harapan
kita, apa yang terjadi? Ya, kecewa. Tidak perlu kecewa ataupun marah jika
manusia tidak melakukan seperti yang kita inginkan. Maklumi saja. Baik itu
temanmu, pasanganmu kelak, muridmu, gurumu, atasanmu, bawahanmu. Mereka itu
manusia biasa. Mereka bukanlah pemenuh harapan-harapanmu. Lakukan apa yang
harus kamu lakukan, lalu gantungkan harapan hanya kepada Allah.
Lakukan yang
terbaik, dan terus lakukan yang terbaik. Barang siapa menjalani sesuatu maka ia
akan sampai pada sesuatu itu. Suatu saat kamu akan melihat hikmahnya.
Semoga tulisan
ini bermanfaat, kelak, jika ibu tidak sempat menasihatimu secara langsung.
Gresik, 18
Oktober 2017
Saat usiamu
di dalam kandungan ibu menginjak 31 minggu lebih 2 hari :)
Posting Komentar