Tulisan ini
mungkin ada kemiripan dengan tulisan saya beberapa waktu lalu yang berjudul “Jangan
pernah merasa sendiri”. Ada orang yang bekerja karena merasa diawasi, patuh
ketika ada yang mengawasi. Sementara ketika dia merasa tidak ada yang
mengawasi, dia “nyelewong” dalam istilah Jawa, artinya kurang lebih menyimpang.
Biasanya mereka akan melirik, toleh kanan kiri dan mengatakan “Si bos lagi
nggak ada kan?”, atau “Asik, mumpung nggak ad abos kita bisa nyantai”.
Ayolah,
kita ini kenapa materialistis sekali? Kenapa kita rendah sekali? Kenapa kita
seakan tidak punya Tuhan? Kenapa seakan kita lupa bahwa Allah itu Maha Melihat,
Maha Mengetahui, Maha Mendengar, dan Maha Mengawasi? Bukankah ada hal-hal yang
kita tidak bisa lihat tapi sejatinya ada? Dan kali ini masalahnya adalah Tuhan.
Allah…. Tuhan selalu ada, Tuhan tidak pernah tidur, Tuhan tidak pernah tidak
hadir, Tuhan tidak pernah jauh. Ingat itu.
Ah, nasihat
ini tentu terutama untuk diri saya sendiri. Bukan untuk orang lain. Kalaulah ada
yang membaca tulisan ini dan kemudian merasa tulisan ini juga untuknya, itu
Allah yang menggerakkan. Tulisan ini hanya untuk mengungkapkan unek-unek yang
tidak bisa tersampaikan secara lisan karena khawatir akan dianggap sok suci dan
sok sufi, dan malah munafik.
Tulisan ini
berasa tidak lengkap jika tidak saya cantumkan sebuah ayat:
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ
وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ
“Dan
katakanlah (Muhammad); bekerjalah kalian, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat amalan kalian” (Q.S. At-Taubah:105)
Ayat ini
jelas memperingatkan kepada kita agar kita kerja saja, semampu kita, semaksimal
mungkin, nggak usah lah kita itu bekerja menunggu ada yang mengawasi, toh ada
Allah dan Rasul-Nya yang akan melihat pekerjaan kita. Bahkan Allah selalu
melihat tidak hanya pekerjaan kita, tapi niat kita dalam bekerja. Toh nanti
Allah juga akan menunjukkan kepada Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, “ini
lah, hamba-Ku yang bekerja, ini lah hamba-Ku yang sungguh-sungguh, dan ini ada
juga hamba-Ku yang mereka tidak sungguh-sungguh dalam pekerjaannya”.
Masak sih
kita masih belum yakin bahwa Allah itu Maha Mengawasi pekerjaan kita. Masak sih
kita itu masih yakin kalau pekerjaan kita itu hanya berhubungan dengan uang,
jabatan dan atasan. Tentu kita faham bahwa pekerjaan itu ada kaitannya dengan
ibadah, pengabdian kita kepada Allah. Meski secara kasat mata pekerjaan kita
itu semata-mata menghasilkan uang. Tapi sebenarnya pekerjaan itu berhubungan
dengan kinerja ibadah kita kepada Allah.
Saya sih
yakin seyakin-yakinnya, orang yang bekerja hanya untuk duniawi, hanya untuk
berharap penilaian dari bos, hanya untuk peningkatan jabatan, hidupnya nggak
akan tenang. Dia menjalani pekerjaan yang tidak ada ujungnya. Apalagi orang
yang bekerja dengan bumbu-bumbu pengkhianatan, sedikit atau banyak, kecil atau
besar, pengkhianatan itu akan tampak. Allah juga yang akan menunjukkan kepada
manusia kebusukan itu. Atau sebelum Allah tampakkan dia sudah tidak lagi
memiliki pekerjaan itu, entah mengundurkan diri atau hal lainnya. Beruntung jika
mengundurkan diri dan tidak terbongkar keburukannya, kalau Allah membuka
aibnya? Kita bisa apa?
Mulai sekarang,
kepada diri saya sendiri, cobalah lebih sensitif lagi, lebih peka lagi. Allah melihat
pekerjaan kita, Allah tidak pernah tidur dan tidak pernah jauh. Allah selalu
melihat dan dekat dengan kita. Bekerjalah dengan SIP yang singkatannya adalah
Sungguh-sungguh, Ikhlas, dan professional. Ok?!
Posting Komentar