Judul di atas boleh diartikan:
1.        Kritik merupakan sesuatu yang penting, atau;
2.       Kritik merupakan tanda bahwa yang dikritik adalah orang penting bagi si pengkritik.

Pilih yang mana, terserah Anda. Dua-duanya juga boleh. Yang penting, baca dulu tulisan ini. Cekidot..

Suatu ketika Dr. Yusuf Qardhawi, seorang ulama kontemporer yang terkenal dengan bukunya yang berjudul Al-Halal Wal Haram Fil Islam (Halal dan Haram dalam Islam) dan  Fiqhu az-Zakat (Fikih Zakat) pernah mendapat kritik dari seorang ulama kritikus hadis, yakni Syekh al-Albani. Albani melakukan takhrij hadis yang ada dalam buku Al-Halal Wal Haram Fil Islam. Hasil takhrij Albani menunjukkan bahwa dalam hadis-hadis yang ada dalam buku Al-Halal Wal Haram Fil Islam terdapat banyak hadis dhaif yang digunakan oleh Qardhawi sebagai dalil.

Bagaimana komentar Qardhawi? Pertama kali yang diungkapkan oleh Qardhawi adalah ucapan terima kasih dan merasa bahwa bukunya dianggap penting oleh banyak orang. Bagaimana tidak, karena menurut Qardhawai buku yang ditakhrij oleh Al-Albani mengindikasikan bahwa buku tersebut cukup penting keberadaannya bagi umat Islam.

Nah, sodara-sodari sekalian, disini saya ingin mengatakan bahwa kritik itu penting untuk memperbaiki apa yang ada pada diri kita dan apa yang telah kita lakukan. Karena orang lain selalu membaca diri kita, membaca perilaku kita, membaca karya kita. Wajar jika mereka memberikan kritik kepada kita. Justru kritik itu harus kita nikmati. Kenapa? Karena kritik menunjukkan adanya respek dari orang lain kepada kita. Iya kan?

Coba perhatikan kisah Qardhawi yang dikritik oleh Albani. Qardhawi tidak menganggap kritikan sebagai sesuatu yang negatif, tapi justru menganggapnya sebagai sesuatu yang positif sekali, yakni sebagai bentuk apresiasi yang tinggi. Orang sekaliber Albani gitu lho, mau mentakhrij bukunya Qardhawi, berarti buku Qardhawi ini dianggap penting. Gitu kan logikanya.

Saya masih ingin menekankan sekali lagi, dikritik itu sebagai tanda betapa pentingnya kita. Jika orang lain sudah cu-ek sama kita, tamatlah riwayat kita. Karena itu berarti orang lain sudah tidak respek dengan kita. Tidak ada lagi yang namanya kepedulian kepada kita. Itu artinya orang lain sudah tidak sayang kepada kita. Tapi jika orang lain masih mau mengkritik kita, berarti kita cukup berarti baginya. Atau paling tidak, berarti kita punya pengaruh buat orang-orang di sekitar kita.

Perhatikan buku-buku yang dikritik oleh penulis-penulis sesudahnya, biasanya buku-buku itu memiliki pengaruh besar pada masyarakat. Buku-buku yang tidak begitu berpengaruh di tengah masyarakat, jarang ada yang mengkritik.

Banyak yang bisa kita ambil dari kritikan orang lain. Selain termotivasi untuk melakukan perbaikan, kita juga mendapatkan satu poin perhatian dari teman kita. Artinya, kita adalah orang penting bagi mereka.

Orang lain menegur itu tanda sayang
Orang lain diam, perlu diwaspadai

Kritik itu ada bermacam-macam dan berbagai rasa. Mulai ada kritik pisang, kritik tela, kritik singkong, dan kritik-kritik lainnya, mulai yang berasa manis hingga pedas membakar. Selamat menikmati kritik.

Good Luck.. J

Sabtu, 19 Mei 2012
Ain NurWS

Post a Comment