RINGKASAN MATERI
STADIUM GENERAL FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

OLEH : DR. HISYAM ZAINI, M.A
Sebagian orang berpendapat bahwa Nabi Ismail As. (putra Nabi Ibrahim As.) adalah bapak bahasa Arab. Apakah pendapat demikian adalah benar adanya? Jika ditinjau secara historis, bahasa Arab merupakan salah satu dari tiga cabang bahasa yang diturunkan dari bahasa Central Semitic. Dua cabang bahasa lainnya yang diturunkan dari Central Semitic ini ialah Old South Arabia Language dan North West Semitic. Central Semitic sendiri merupakan turunan dari West Semitic yang mempunyai pangkal dari segala bahasa yakni Proto-Semitic (Smith Kuno). Adapun Nabi Ibrahim As., menurut sumber yang cukup terpercaya merupakan Nabi yang diutus oleh Allah berasal dari negri Babylonia. Secara historis, Babylonia merupakan bahasa yang diwariskan dari Akkidian yang merupakan turunan dari bahasa East Semitic, yakni salah satu dari dua cabang bahasa yang berpangkal dari Proto Semitic. Dengan demikian, Ibrahim tidak berasal dari West Semitic melainkan East Semitic, sehingga Ibrahim tidak berasal dari Arab, tidak memiliki ras Arab, begitu pula dengan Ismail. Jadi, tidak tepat jika dikatakan bahwa Ismail adalah bapak Bahasa Arab, karena Ismail As. tidak memiliki ras Arab sama sekali.

Meski tidak ada bukti yang pasti kapan semenanjung Arab mulai dihuni manusia, namun sebagian besar manusia yakin bahwa penghuni pertama semenanjung Arab adalah Adam dan Hawa. Kata “Arab” sendiri ditemukan dalam prasasti berhuruf paku yang berasal dari tahun 853 SM. “Arab” sangat dekat dengan padang pasir, dan dalam literatur lain “Arab” berasal dari kata “’a-ba-ra” yang berarti menyeberang.
Beberapa disiplin ilmu yang berkaitan dengan bahasa Arab diantaranya ialah Ilmu al-Lughah, Ilmu Nahwu, Ilmu Sharaf, Ilmu Isytiqaq, Ilmu al-Arudh, Ilmu Qawafi, Ilmu Qadhus Syi’ri, Ilmu Khat, Ilmu Mukhadharah, Ilmu Badi’, Ilmu Bayan, Ilmu Ma’ani. Selain itu ada juga Fiqh al-Lughah dan Ilmu Ma’ajim.
Mempelajari bahasa Arab bukanlah hal yang mudah. Namun ketika seseorang sudah belajar bahasa Arab, setidaknya kemampuannya berbahasa Arab memberi banyak manfaat, diantaranya ialah untuk memahami al-Qur’an, memahami al-Hadits, mempelajari ilmu-ilmu keislaman, dan bermanfaat bagi hubungan internasional.
Menurut Dr. Hisyam Zaini, mempelajari bahasa kedua—termasuk Bahasa Arab—membutuhkan totalitas komitmen, keterlibatan, fisik, intelektual dan respon emosional, agar kita bisa mengirim dan menerima pesan dalam sebuah bahasa kedua yang sedang kita pelajari tersebut. Oleh karena itu lingkungan diharapkan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran bahasa kedua yang sedang dipelajari. Lingkungan asrama ataupun pondok pesantren bisa dikondisikan sedemikian rupa sehingga tercipta suasana belajar bahasa kedua yang memaksa peserta didik menggunakan bahasa kedua. Salah satu hal penting dalam menciptakan lingkungan bahasa ialah berusaha menjaga suasana lingkungan bahasa yang baik (al-bii’ah al-lughawiyah al-hasanah), bukan lingkungan bahasa yang buruk (al-bii’ah al-lughawiyah as-sayyi’ah) dengan cara berusaha konsisten menggunakan kaidah-kaidah bahasa yang benar.
Agar pembelajaran bahasa menjadi lebih efektif, Dr. Hisyam memberi beberapa tips diantaranya:
-          Improving The Learning environment (meningkatkan lingkungan belajar)
-          Modifying teaching styles (memodifikasi model pengajaran)
-          Improving study skill (mengembangkan ketrampilan belajar)
Pesan yang penting untuk diingat dalam belajar berbahasa asing ialah “Practice again and again”, dan  “Jangan takut untuk mencoba”. Demikian tutur Dr. Hisyam Zaini.

Stadium General ini diselenggarakan pada tanggal 19 September 2012 di ruang auditorium FAI UAD Yogyakarta.

Laporan: Ain Nurwindasari

Post a Comment