Sebelum menceritakan pengalaman hamil, aku ingin bercerita sedikit sebelum masa kehamilan. Jadi, sebelum menikah aku pernah didiagnosa oleh dokter bahwa ada kista sekitar 3-4 cm di rahim. Aku sempat khawatir. Kista itu diketahui pada Juni 2015, sedangkan aku menikah pada Juli 2016. Setelah menikah dua bulan, pada bulan September 2016 tepatnya, aku memeriksakan diri ke dokter kandungan karena aku belum hamil. Aku khawatir kalau kistaku menghambat kehamilan. Suamiku sebenarnya sudah menasihati agar bersabar saja. Tapi yang namanya perempuan pasti lebih khawatir ketika sudah menikah dan belum hamil. Alhamdulillah setelah periksa, kistaku dinyatakan sudah tidak ada.
Oh ya, bagaimana aku mengobati kista? Tentu kita sadar bahwa semua pengobatan pastinya dari Allah. Namun kita selayaknya berusaha semaksimal mungkin sembari bertawakkal pada Allah. Pada saat dokter mengatakan bahwa ada kista di Rahimku, dokter memberi aku obat. Aku nggak tau nama obatnya, yang pasti warnanya hijau. Ketika sudah minum obat itu, pipisnya jadi agak kehijauan juga. Selain itu, ibu dengan telatennya membuatkan aku jamu yang terbuat dari Temu putih. Tinggal direbus aja pakai air dan gula. Temunya diirisin. Kalau udah anget atau dingin bisa diminum.

Sempat merasa hamil
Setelah dokter menyatakan tidak ada kista di rahimku, aku pun berangkat ke Malaysia melanjutkan studi di sana, tanpa suami. Dua bulan kemudian (November 2016), ketika libur tengah semester aku pulang. Lalu aku kembali lagi ke  Malaysia. seminggu setelah tiba di Malaysia, aku telat haid. Aku udah seneng, mengira bahwa aku hamil. Seminggu telat, ternyata tiba-tiba keluar darah yang agak padat. Dokter pun menyatakan aku tidak hamil.
Ya mungkin memang belum waktunya. Namun bisa juga karena faktor kelelahan. Karena pas kembali ke Malaysia, aku pindah dari rumah kontrakan ke asrama. Rumah kontrakannya ada di lantai 2, sedangkan asrama di dalam kampus ada di lantai 3. Dan aku pindahan sendirian. Membawa sekian banyak barang dari lantai dua ke lantai satu, kemudian naik mobil (di kampus waktu itu ada jasa transporter), lalu di asrama aku mindahin barang-barang dari lantai satu ke lantai tiga. Lumayan capek dan berat. Mungkin itu kenapa kehamilanku nggak jadi. Dokter juga bilang, kemungkinan bisa juga hamil etopik (di luar rahim). Wallahu A’lam.
Awal kehamilan
Dua bulan kemudian (akhir Desember) aku pulang ke Indonesia. Dan Januari aku kembali ke Malaysia sudah ditemani suami. Keinginan untuk bisa hamil semakin kuat, mengingat kami sudah hampir setengah tahun menikah. Kami berusaha semaksimal mungkin agar aku bisa hamil. Setiap kali dengar kabar bahwa ada teman yang hamil, jadi baper (bawa perasaan). Nangis deh. Suamiku selalu menghibur dan menasihati, “Sabar dek, mungkin belum saatnya. Lagian adek kan masih kuliah. Nanti Allah pasti kasih di saat yang tepat”.
Usaha yang kami lakukan agar cepat hamil adalah pertama, olahraga. Kami menyempatkan berolahraga meski seminggu sekali. Alhamdulillah di Kuala Lumpur tidak sulit mencari tempat olah raga yang murah meriah, meski hanya taman yang di tengahnya ada danau. Kami jogging, melakukan gym out door, bermain balon yang terbuat dari sabun. Kalau ingat ini jadi lucu. Dan kami sangat menikmati taman di sana.
Usaha kedua adalah dengan makan sayuran. Aku suka bikin bakwan kacang hijau, karena konon kacang hijau sangat baik untuk mendukung kehamilan. Sesering mungkin aku bikinnya. Lagian ini makanan kesukaanku sejak kecil. Kami juga makan sayur yang hijau-hijau, seperti brokoli, bayam, kangkung, kacang panjang, dan lain-lain.
Usaha ketiga adalah dengan minum madu. Keempat, dengan rileks, tidak terlalu capek (jaga kesehatan) dan menyerahkan semuanya kepada Allah. Terus berdoa agar segera dikaruniai anak. Terakhir, sebelum hamil, bulan Maret tepatnya, ada saudara yang sedang melahirkan. Saudara kami ini membutuhkan bantuan uang, dan berniat untuk pinjam uang kepada kami. Ada rasa cemburu karena mereka sudah dikaruniai anak, tapi ada rasa kasihan juga mereka butuh uang. Suami menasihati, “Dek, siapa tahu dengan kita bantu mereka, kita segera bisa punya anak”. Seketika aku sadar dan langsung mengiyakan. Dan aku bilang “nggak usah dihutangin, tapi dikasih aja”.
Alhamdulillah, tanggal 11 April aku telat, dan setelah pakai test pack, hasilnya adalah positif.
Sebelumnya juga ada kenalan yang menasihati agar aku minum rebusan akar Fatimah (rumput Fatimah). Aku langsung pesan temanku yang sedang umroh. Tapi setelah baca di internet, ternyata nggak bagus juga minum akar Fatimah, karena bisa menyebabkan keguguran. Nah kalau aku udah hamil terus malah minum akar Fatimah kan bahaya. Alhamdulillah akar Fatimah datang, aku udah telat haid. Jadi belum sempat bikin rebusan akar Fatimah.
Aku sempat ditawari oleh teman facebook (selles lah ya) untuk pakai produk penyubur kandungan. Harganya lumayan mahal. Syukurlah aku nggak tertarik karena harganya yang mahal itu. Aku memilih cara alami dulu. Aku nggak mau gegabah. Aku pikir aku belum hamil karena usahaku lah yang belum maksimal.
Hamil tri mester pertama
Aku mau sharing aja terkait kehamilan di tri mester pertama. Di masa ini mual udah menjadi teman sehari-hari. Mulai dari bangun tidur sampai menjelang tidur. Ketika bangun tidur sering sekali aku muntah. Katanya sih itu karena kadar HcG yang tinggi yang bikin mual. Dan suamiku seneng kalo aku mual atau muntah, karena berarti aku hamil. Hehe.
Kalau sudah mual, pasti jadi nggak nafsu makan. Nggak pengen makan apapun. Pengennya tidur aja. Bau apapun bisa menjadi pemicu mual dan muntah. Mulai dari yang wangi sampai yang bau busuk. Aku sampai gonta ganti sabun. Sampai pakai sabun bayi juga. Tapi tetap aja kalau mandi suka muntah. Sering nahan nafas biar nggak mencium bau ketika di kamar mandi. Makan juga begitu, makanan apapun, rasanya cuman pengen doang, ketika udah dibeli malah nggak dimakan. Padahal belinya udah susah payah. Di tri mester pertama bisa dibilang jarang banget aku bisa makan nasi. Kalau missal pengen nasi terus makan, pasti seringnya suami yang menghabiskan.
Nah, trus aku dapat nutrisi dari mana dong? Tenang, banyak kok ibu hamil yang nggak mau makan nasi sama sekali sampai Sembilan bulan. Eh tapi kalau masih bisa makan nasi ya makan nasi aja. Kalaupun muntah nggak apa-apa, yang penting udah berusaha makan. Pokoknya jangan sampai nggak makan. Aku pernah nurutin nggak makan sampai siang, nunggu suami belikan fried chicken. Lapeeeer banget. Tapi tetep nggak bisa makan banyak meski laper.
Tipsnya adalah makan aja yang pengen kamu makan. Kayak aku waktu itu pengennya pisang kapok yang masih mentah terus digoreng. Nah aku beli itu pisang kapok mentah terus aku goreng. Aku mikirnya itu pisang kapok mentah pasti nggak bikin mual. Meski cuman kemakan dikit doang, kan udah lumayan kemasukan makanan.
Tri mester kedua
Kalau udah tri mester kedua biasanya mual udah berkurang dan nafsu makan sudah bertambah. Pas tri mester kedua posisiku udah di Indonesia. Seneng banget. Aku ngerjain tugas akhir kuliah di rumah, so aku kumpulin by email. Meski nafsu makan udah bertambah bukan berarti nafsu makan kembali seperti sedia kala. Kadang masih aja mual datang tiba-tiba.
Kalau sudah masuk tri mester kedua, biasanya kita akan dikasih asam folat sama bu bidan. Dikasih penambah darah juga. Kalau aku dulu ada keluhan kaki sakit, terutama kalau sudah maghrib sampai malam. Setelah konsultasi dengan bidan, ternyata penyebab sakit kaki adalah karena kurang kalsium. Ketika masuk tri mester kedua, bayi semakin besar dan menyerap kalsium ibu lebih banyak. Jadi ibu harus dikasih asupan kalsium yang lebih. Bu bidan menyarankan minum susu lebih rajin, makan ikan, dan konsumsi sayuran hijau.
Tri mester ketiga
Pada masa ini kaki mulai bengkak karena beban bertambah. Tapi aku nggak begitu menyadari sih, sampai orang-orang sekitar berkomentar “Bu Ain kakinya bengkak ya?”, aku cuman jawab “Oh iya ya?”. Karena emang nggak begitu kerasa sih. Tapi badan rasanya semakin aktif. Aku USG lagi pada usia kehamilan 28 minggu atau 7 bulan. Dan saat itu dokter obgyn udah bisa memperlihatkan posisi kelamin anakku, yaitu laki-laki. Dan kami seneng banget.
Mungkin segitu aja sharingnya. Kalau mau Tanya-tanya boleh langsung komentar di bawah postingan ini atau by email ainnurws@yahoo.co.id, atau inbox fb di akun Ain Nurws. Over all, aku seneng banget dengan kehamilanku. Aku jatuh cinta sama bayi yang waktu itu masih di perutku. Eh, bukan hanya aku sih, tapi suamiku juga. J
insyaAllah aku bakal share juga tips melahirkan. Alhamdulillah aku lahiran normal. J
#TIPS HAMIL



Post a Comment