Jika aku berbicara kedewasaan bukan berarti aku sudah dewasa.
Membicarakan kedewasaan untuk saat ini sangat manarik bagiku. Dewasa maksudnya adalah cara berpikirnya. Unik juga masalah ini. Ada orang yang usianya sudah dikatakan dewasa tapi masih kekanak-kanakan sifatnya. Dan ada orang yang usianya masih terbilang muda tapi sudah terlihat dewasa sikapnya.

Kali ini kita akan berbicara tentang proses yang ada kaitannya dengan kedewasaan. Santai saja obrolan kita.

Ada sebuah pernyataan bahwa untuk menjadi dewasa terkadang kita harus menangis, terkejut, kecewa, menahan keinginan, bersabar, terpukul, kecewa, dan sebagainya.. semua rasa menjadi satu ketika kita menapaki kedewasaan.

Kenapa? Karena kedewasaan tidak didapat dengan cara instan. Kedewasaan tidak cukup dengan satu langkah lalu semua bisa terlompati. Kedwewasaan membutuhkan proses dan proses itulah seni dari mencapai kedewasaan.

Mungkin bagi sebagian orang ini tidak penting. Yang penting bagaimana kita bisa dewasa. Tapi sayang sekali jika seseorang ingin bersikap dewasa tapi tidak memahami arti dari sebuah proses.

Kedewasaan diperoleh bukan hanya dari membaca atau mendengarkan kajian kedewasaan. Kedewasaan yang sangat penting didapat karena pengalaman yang mungkin membuat kita terkejut, menangis, tidak terima dan sebagainya. Saat kita bisa BERSABAR DAN TENANG itulah tanda kedewasaan kita mulai ada.

Bukankah perasaan dan sikap emosional menunjukkan ketidakdewasaan kita?

Tidak usah bingung kenapa kitabisa bersikap dewasa. Intinya sikap SABAR DAN TENANG itu kan ??

Sabar dan tenang gimana caranya?
Di antaranya coba hilangkan rasa egoismu. Anggaplah di dunia ini kita bukan siapa-siapa. Hilangkan sikap kita yang selalu menuntut orang lain untuk memberikan kita ini dan itu. Hilangkan tuntutan kita pada orang lain untuk melayani kita ini dan itu atau memperlakukan kita sebagai orang istimewa, bahkan mengharap penghargaan sedikit p[un dari orang lain.. sebaiknya kita lupakan narsis kita. Kita ini siapa sih? Bukankah cuma hamba?

Lakukan yang terbaik semampu kita!
Kadang kita sudah merasa berusaha maksimal dan menuntut minimal penghargaan dari orang lain padahal kita sebenarnya belum maksimal? Sadar nggak???

Paksa diri kita untuk melakukan kebaikan
Kebaikan kenapa harus dipaksa? Karena kita jarang sekali sadar dengan sendirinya untuk berbuat baik. Sholat tahajud saja jika tidak dipaksa, berat sekali bukan? Silahkan koreksi diri kita masing-masing sudahkah kita ringan dalam melakukan kebaikan atau selalu terpaksa?

Selanjutnya, kita bahas di lain kesempatan... sambil belajar dari pengalaman demi pengalaman.

AIN NURWS


IKHLASH

Post a Comment