JATUH CINTA TAK SELALU BENCANA
Apa itu cinta?
Banyak orang mengatakan bahwa cinta tidak dapat didefinisikan, hanya gejala-gejala cintalah yang dapat dirasakan. Namun kita tidak memungkiri bahwa cinta itu merupakan kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang. Seperti cinta seorang ibu kepada anaknya. Maka sang ibu ingin selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya, apa pun akan dilakukan meskipun butuh pengorbanan demi kebahagiaan anaknya. Otomatis sang ibu juga tidak ingin menyakiti anaknya, selalu ingin mendampingi anaknya, dan seterusnya. Itulah gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perasaan cinta.
Aku jatuh cinta ?
Dan di masa remaja inilah kita sering membahas masalah cinta. kita mengatakan bahwa kita sedang jatuh cinta. padahal kita tahu, sejak kecil kita sudah bisa merasakan cinta terutama cinta kepada orang tua yang medampingi kita di sebagian besar waktu kita. Namun ada cinta yang muncul pada masa remaja yang sungguh berbeda karena belum pernah kita rasakan sebelumnya, yakni cinta pada lawan jenis. Maka hal itu adalah normal dan tidak salah. Karena cinta pada lawan jenis ini sudah merupakan fitrah dari Allah pada setiap manusia yang sudah akil baligh. Justru jika seseorang jatuh cinta kepada sesama maka ia tidak normal. Ia disebut lesbi atau homo.
Kenapa cinta dinamakan fitrah? Karena setiap manusia normal pasti mengalaminya. Dan bukankah jatuh cinta itu sendiri terjadi tanpa kita rencanakan sebelumnya? Jatuh cinta itu terjadi begitu saja tanpa permisi dan basa-basi, tanpa peduli apakah seseorang sudah mempunyai kemampuan untuk mengolahnya dengan baik ataukah belum. Jatuh cinta muncul karena ketertarikan seseorang pada lawan jenisnya entah dari sisi agamanya, akhlaknya, kepandaiannya, keunikannya, kebagusan fisiknya atau hal-hal lain yang menjadi pertimbangan hatinya.
Kita wajib bersyukur atas semua yang Allah berikan kepada kita, termasuk syukur atas pemberian cinta. ketika cinta itu menyapa, rasanya ada yang berbeda dalam hidup kita daripada hari-hari sebelumnya. Ada perasaan bahagia yang datang tiba-tiba, ada rasa semangat yang lebih untuk melakukan aktivitas dan keceriaan yang memancar dengan hadirnya cinta. Inilah yang patut disyukuri, yakni cinta memberikan energi positif bagi yang memilikinya.
Kekuatan cinta?
Sahabat, cinta itu sungguh luar biasa karena ia mampu mengubah segalanya yang ada pada hidup kita. Cinta bisa mengubah sesuatu yang negatif menjadi positif atau justru mengubah sesuatu yang positif menjadi negatif tergantung kita yang memilikinya. Maka kita harus pandai-pandai mengolah cinta. Jangan sampai jatuh cinta menjadi masalah dan bencana hidup kita.
Karena cinta merupakan anugerah Allah, maka kita harus yakin bahwa cinta yang hadir dalam hidup kita tidaklah sia-sia. Pasti ada sisi positif yang bisa kita ambil dari hadirnya cinta. Dan itu tergantung bagaimana kita mengolah cinta. cinta yang sering menjadi awal masalah dan bencana sebenarnya bisa kita ubah menjadi jalan mengalirnya pahala.
Kata Anis Matta, cinta hakikatnya ialah memberi. Jadi orang yang mempunyai cinta maka otomatis ia selalu memiliki semangat untuk memberi pada yang dicintai. Bahkan ia akan berusaha memberikan yang terbaik yang ia mampu demi kebahagiaan orang yang dicintainya. Sebaliknya, jika yang ada pada hati seseorang hanya nafsu ingin diberi oleh yang dicintainya maka ia belum bisa dikatakan mencinta, namun ia masih sebatas meminta.
Sahabat, cinta yang memberi tidak akan membuat orang lain dan diri sendiri menjadi rugi baik saat ini maupun di akhirat nanti. Sering kali kita terjebak pada masalah cinta dan menjadi rugi karena cinta. Mengapa? Karena kita belum bisa memaknai cinta sebagai suatu dorongan untuk memberi. Kebanyakan kita menyikapi rasa cinta kita dengan banyaknya tuntutan atau permintaan pada orang yang kita cintai.
Saat kita dihampiri rasa cinta pada lawan jenis, sering kali memunculkan gelisah, rindu, sedih, cemburu dan hal-hal negatif lainnya. Maka kita harus melihat cinta dengan benar yakni dengan menghindari hal-hal negatif yang merusak kesucian cinta. Kalau kita sadar bahwa cinta itu datangnya dari Allah, dan bukan dari setan maka sungguh tidak layak jika cinta yang datang itu mengalahkan cinta kita kepada Allah dan tidak ada cinta tertinggi kecuali cinta kepada Sang Maha Pemberi cinta, yakni Allah SWT. Dalam al qur’an yang mulia Allah menggambarkan cinta seorang mukmin kepada-Nya ialah cinta yang amat sangat melebihi cinta kepada segala-galanya. “Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” (QS. Al Baqarah:165)
Cinta yang benar tidak akan membuat kita mengalami kegelisahan yang panjang, hati tertekan dengan berbagai pikiran, atau stress yang melelahkan hingga konsentrasi belajar menjadi buyar, prestasi tidak karuan, aktifitas dakwah ditinggalakan dan ibadah kepada Allah menjadi berkurang. Namun cinta yang benar justru akan membuahkan ketenangan hati, salah satunya karena menyadari bahwa kita masih normal dengan anugerah yang diberikan oleh Allah berupa cinta kepada lawan jenis. Dan cinta akan membuat kita lebih bersemangat melakukan kebaikan sebagai rasa syukur kita kepada Allah atas pemberian cinta itu.
Pacaran, na’udzubillah !

Sahabat, orang bijak mengatakan bahwa cinta (hub) seperti batuk. Cinta tidak bisa disembunyikan manakala cinta itu memang ada. Pada kasus tertentu, cinta terekspresikan spontan begitu saja lewat kata-kata ataupun sikap ketika berinteraksi dengan yang dicintai. Akibat yang ditimbulkan bisa berupa rasa malu atau menyesal. Makanya jika ingin mendapatkan cinta maka jauhilah segala bentuk ekspresi cinta. Karena ternyata akibat kurang pandainya mengolah cinta, bukan hanya keresahan dan kesedihan hati, bahkan karena cinta akhlak sering dilalaikan. Apa yang seharusnya tidak kita lakukan karena sudah ditetapkan oleh Allah dalam al qur’an maupun as sunah sering dilanggar atas nama cinta.
Banyak remaja yang terjebak dalam kasus pacaran. Padahal dalam pacaran hanyalah ada kebohongan dan kepalsuan. Apa yang ditampakkan saat pacaran hanyalah yang baik-baik saja sedangkan yang buruk-buruk disimpan rapat-rapat. Sehingga tidak heran banyak pernikahan berujung perceraian karena merasa ada penipuan dalam pernikahan sepasang kekasih yang telah lama melakukan hubungan pacaran sebelum pernikahan meraka.
Praktek pacaran yang kita lihat pada remaja sekarang ialah produk orang-orang kafir. Seperti berkhalwat, menyentuh lawan jenis dan bahkan yang lebih dari itu. na’udzubillah! Rosulullah SAW bersabda,“Demi (Allah) Yang diriku berada dalam genggaman-Nya, tidaklah berkhalwah seorang laki-laki dan seorang wanita kecuali setan akan masuk di antara keduanya” (HR. Thabrani).
Pacaran yang terjadi sekarang ini termasuk perbuatan yang mendekati zina. Dan itu merupakan produk orang kafir. “ Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra’:32)
Sahabat, jika demikian tidaklah indah kisah kita jatuh cinta jika kemudian kita memilih pacaran. Pelaku pacaran telah tertipu oleh hawa nafsu dan bisikan setan dengan kesenangan yang sangat singkat akibat pemikiran yang singkat pula. Cinta yang suci itu akan sejalan akhlak mulia sesuai tuntunan Allah dan Rosul-Nya. Oleh karena itu untuk menjaga akhlak kita agar mulia, maka kita wajib menghiasi diri dengan rasa malu. Karena malu inilah merupakan cirri orang beriman. Kita malu untuk pacaran karena ada Allah yang selalu mengawasi kita dan kita juga malu kepada orang-orang di sekitar kita karena dianggap melanggar etika.
“Kekejian itu selalu membuat segala sesuatu menjadi jelek, sebaliknya malu itu selalu membuat segala sesuatu menjadi bagus” (HR. Tirmidzi)
Ujian spesial buat kita
Sahabat, apa yang diberikan oleh Allah kepada kita ialah ujian untuk mengukur keimanan kita. Termasuk cinta. Dan jatuh cinta itu sebenarnya indah jika kita bisa menyikapinya dengan bijaksana. Jatuh cinta tak akan membuat semangat belajar dan dakwah kendur serta akhlak luntur jika berusaha memegang prinsip-prinsip Islam. So, cinta tak selamanya menjadi bencana dan justru mendatangkan pahala dengan kesabaran kita dalam menyikapinya. Janganlah tergesa-gesa dalam mengekspresikan cinta sebelum waktunya. Yakinlah, Allah akan memberikan yang terbaik jika sudah saatnya.
“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. An nahl: 96)
Sumber-sumber inspiratif
1. Al qur’an digital.
2. Pusparini, Ari. 2009. Saat cinta datang belum pada waktunya. Yogyakarta: Pro-U Media.
3. Ilyas, Yunahar. Cetakan IX 2007. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) UMY.
4. Bunduq, DR. Shahba’ Muhammad. Cetakan IV. 2007.Memahami Cinta dengan Benar. Bandung: Irsyad Baitus Salam.


IKHLASH

Post a Comment