BEDAH NOVEL “CINTA SUCI ZAHRANA”
Pada hari Minggu, 05 Juni 2011, BEM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menyelenggarakan bedah novel “Cinta Suci Zahrana”, dengan penulisnya langsung, Habiburrohman El-Shirazy. Acara digelar di gedung AR Fachruddin B UMY, lantai 5. Dan setelah acara ini akan digealr casting untuk mencari pemeran utama; zahrana dan hasan, yang akan diadakan di ruang ma'had Ali UMY. Kantai dua masjid KH. A. Dahlan, UMY.
Acara dimulai dengan pembukaan oleh pembawa acara yaitu Ana dan Iqbal. Dilanjutkan dengan tilawah kemudian sambutan oleh ketua panitia kegiatan. Wah, sambutannya sudah seperti pak zainudin MZ. Keren deh performance-nya. Setelah itu langsung dilanjutkan inti acara. pembicaranya tentu Habiburrahman El-Shirazy sendiri yang akrab disapa kang abik. Moderatornya Lukman Hakim, dari Fakultas Agama Islam UMY. Dan yang menemani kang abik adalah ibu Minakosake. Beliau Adalah seorang wanita karir asal Jepang, tapi sekarang tinggal di Australia. Jadi dosen disana. Aku lupa nama universitasnya.
Ok, langsung aja....
Kang Abik ini adalah seorang novelis sekaligus da’i. Beliau dilahirkan 34 tahun yang lalu. memiliki seorang istri dan dua buah hati yang imut-imut. Beliau telah menyelesaikan s1 dan s2 di Kairo, Mesir.
Novel “Cinta Suci Zahrana”, kita singkat aja novel CSZ ini dikatakan bukan novel baru tapi tidak bisa dikatakan tidak baru. Pasalnya novel CSZ ini merupakan pengembangan dari novelet TAKBIR CINTA ZAHRANA. Bagi yang pernah baca pasti tahu. nah, karena produser film tertarik untuk membuat film dari takbir cinta zahrana sementara novelet itu terlalu pendek, maka harus dikembangkan. Maka dalam novel CSZ ini ada pendalaman dialog, penambahan setting (di antaranya setting di Beijing), dan penambahan konflik.
Pesan besar yang ingin disampaikan penulis ialah bahwa kita hidup harus punya planning. Novel ini kan berkisah tentang seorang perempuan cerdas bernama Zahrana yang sibuk menuntut ilmu hingga mendapat banyak prestasi dan penghargaan dalam negri maupun luar negri. Setelah ia menyelesaikan studi s2 di Beijing, ia pulang ke kampung halaman. Namun prestasi yang gemilang itu tidak membuat kedua orang tuanya bangga ketika di usianya yang ke 34 ia belum juga mendapatkan pendamping. Ia masih berstatus gadis. Dan disinilah awal konflik terjadi.... Nah, mau tahu kisah selanjutnya? Simak aja novelnya. Besok (6/6) insyaallah ada bedah novel lagi bertempat di UIN SUKA Jogja. Kalau mau dapat novelnya insyaallah ada disana. Ikut aja.. atau beli saja di toko buku (jika sudah ada,,hehe)
Memang, menuntut ilmu adalah pekerjaan yang sangat mulia. Sampai ada hadits, man salaka thoriiqon yaltamisu fiihi ‘ilman sahhala allahu bihi thoriiqon ilal jannah, barang siapa yang menempuh suatu jalan dengan niat menuntut ilmu maka Allah akan memudahkannya jalan menuju surga. Maka jika kita berangkat menuju suatu tempat dengan niat menuntut ilmu maka kita hakikatnya sedang menabung langkah menuju surga.
Rosul saja disuruh untuk meminta tambahan ilmu, bukan tambahan harta. Wa qul robbii zidnii ilmaa, dan katakanlah ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu. Dan Ali ra pernah mengatakan tentang bedanya ilmu dengan harta. Harta yang banyak itu bikin khawatir keamanannya, khawatir tidak bisa menjaganya, dan tidak bisa dibawa kemana2. Sedangkan jika kaya ilmu,,, ilmu itu tempatnya di hati, bisa dibawa kemana-mana. Ilmu yang menjaga kita sedangkan harta harus kita yang menjaganya. Ilmu itu selalu menyertai kita. dan kita tidak bingung untuk menjaganya. Nah, kita semua, termasuk yang perempuan itu berhak menuntut ilmu, tapi jangan sampai terlambat untuk mencari jodoh seperti Zahrana.
Sedangkan yang disampaikan oleh ibu Minakosake di antaranya ialah beliau menyukai karya-karya Habiburrahman El-Shirazy karena dengan membaca novel tersebut juga bisa membantu beliau dalam kajiannya. Beliau punya kajian tentang perkembangan negara-negara di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Di antara kajian-kajiannya ialah tentang Baitul Mal wat Tamwil (BMT), dan proses islamisasi di Indonesia. Nah, novel habiburrahman ini kan salah satu islamisasi juga.
Kata bu minakosake, dari yang bisa beliau petik dari novelnya kang abik ialah bahwa yang terpenting dalam hidup ini ialah cinta. Cinta kepada Tuhan, cinta kepada Negri, cinta kepada sesama manusia, dan cinta kepada yang lain. Habiburrahman menurutnya telah menebar dakwah, nilai-nilai Islam melalui banyak hal. Lewat novel, film, sinetron. Jadi dakwah tidak mesti di masjid. Dakwah bisa dijumpai oleh siapa saja.
Tanya jawab:
1. Apa latar belakang menulis novel CSZ ini?
Untuk menginspirasi pembaca bahwa kita harus punya planning hidup. Hidup itu tidak bisa kita jalani dengan mengalir saja. Ada orang yang mengatakan dengan nada sok filosofis jika ditanya tentang planning hidup, ia menjawab, “aku menjalani hidup ini mengalir seperti air..”. iya kalo mengalirnya pada aliran yang benar, kalo ke comberan, gimana? Makanya hidup harus diplanning dengan baik dan matang. Apa yang akan kita capai untuk sebulan ke depan, setahun ke depan, bahkan esok hari seharusnya kita punya planning.
2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bikin novel ini?
Jika dihitung sejak pembuatan skenario bisa menghabiskan waktu selama setengah tahun. Kalo syutingnya saja sekitar 1,5 bulan.
3. Apa alasan memilih setting di luar negri, contohnya ini Beijing?
Sebenarnya pengambilan setting luar negri untuk novel ini ialah untuk menginternasionalkan orang Indonesia. Tokoh-tokoh berkarakter khas Indonesia kita tampilkan di luar negri. Misalnya, setting di Mesir, tapi budaya yang ditampilkan oleh para pemain adalah budaya Indonesia. Lewat seni tari misalnya tari Saman, dari Aceh, yang kita tampilkan dalam film KCB. Bukan tari perut punya orang Mesir, makanan khas, sopan santun, unggah ungguh tokoh, dll. Contohnya adalah sosok Azam. Meski ia di Mesir, ia masih membawa karakter khas orang Indoensia, ia masih rindu orang tua, unggah-ungguh pada ibunya. Dan makanannya pun tempe, bakso, soto, yang asli Indonesia.
Artinya Habiburrahman ingin mengatakan, “Di manapun orang Indonesia berada, mereka tetaplah orang Indonesia dengan jati dirinya sebagai orang Indonesia.”
4. Bagaimana karakter Zahrana? Apakah dia seorang multi talenta?
Apakah Zahrana adalah perempuan yang punya multi talenta, yang Jelas Zahrana adalah perempuan Indonesia yang cerdas. Kenapa karakter yang saya tampilkan selalu orang yang cerdas? Karena Indonesia masih perlu dicerdaskan. Biar orang Indonesia terinspirasi untuk menjadi orang yang cerdas.
5. Bagaimana agar bisa menulis dengan istiqomah, agar menulis tidak hanya ketika mood datang aja?
Di antara hal yang menjadikan penulis besar ialah menulis sudah menjadi makanan pokok. Tidak lengkap rasanya jika sehari saja tidak menulis. Nah, itu bisa dicontoh. Jadikan menulis sebagai makanan pokok.
Selanjutnya, sering-seringlah bertemu dengan penulis prosuktif karena mereka akan menginspirasi kita untuk semangat menulis. Jangan sering ketemu dengan penulis yang tidak produktif, nanti akan menjustifikasi kemalasan kita untuk menulis, ‘buktinya penulis itu aja bukunya nggak selesai-selesai..”.
Lalu, buatlah deadline sendiri. Misalnya, bab ini harus selesai tanggal sekian, bab itu harus selesai tanggal sekian, dan seterusnya. Namun juga harus komintmen meskipun dengan deadline sendiri. Biasanya deadline yang buat sendiri sering dilanggar, jangan seperti itu. Kalo deadline dari penerbit saja, kita jadi terpaksa menyelesaikannya tepat waktu.
6. Apakah yang dicari dalam casting ini hanya hasan dan zahrana?
Jujur saja, iya. Yang dicari dalam casting ini hanya ‘hasan’ dan ‘zahrana’. Tapi jangan berkecil hati. Bisa saja nanti ketika dibutuhkan oleh penyelenggara, bisa dipanggil lagi untuk pemeran lain. Karena pengalaman biasanya seperti itu. Misalnya dalam penggarapan sebuah film ternyata masih ada pemain yang belum disiapkan, maka kami membuka file-file hasil casting yang kami ingat ada karakter yang cocok untuk jadi santri misalnya. Begitu.
7. Bagaimana menjadi wanita karir sekaligus ibu yang baik? (pertanyaan untuk ibu minakosake).
Intinya planning hidup dengan baik. Atur waktu dengan baik untuk keluarga dan karir.
8. Apa kiat-kiat membuat planning hidup?
Begini, dulu sewaktu saya masih sekolah madrasah aliyah saya aktif di berbagai organisasi, salah satunya adalah pramuka. Saya juga suka hiking. Suatu saat, saya menemukan bahwa jika kita ingin menempuh jarak 50 km, maka kita harus menyediakan energi untuk menempuh jarak 70 km. Dengan demikian, 50 km akan bisa kita lampaui dengan baik dan mudah. Itu pentingnya perencanaan, atau persiapan.
Nasihat dari kyai saya, “Jika kamu punya cita-cita jadi gubernur, maka paling tidak kamu akan jadi bupati, atau paling tidak menjadi camat, paling tidak menjadi lurah, dan paling tidak kamu akan jadi ketua RT. Namun jika kamu punya cita-cita jadi ketua RT, kemungkinan besar kamu tidak akan jadi apa-apa.
Pertama kali sampai di Kairo, saya tulis di kamar “Tidak akan keluar dari Kairo sebelum doktor.” Meskipun belum tahu apakah akan benar-benar jadi doktor, paling tidak saya bisa belajar serius. Akhirnya, s1 lulus tepat waktu, s2 juga lulus tepat waktu. Setelah 7 tahun di Kairo, orang tua menyuruh pulang. terpaksa pulang dan menikah hingga sekarang punya 2 anak. Dan saya bercita-cita untuk bisa sekolah di Sorbonne, Prancis. Meskipun belum bisa kesana, saya akhirnya bisa jalan-jalan ke Sorbonne, melihat kampus yang saya ingin sekolah disana itu.
Kalo kita punya planning, punya cita-cita, paling tidak jika ada malaikat lewat bisa diamini.
Kalo hidup kita punya motivasi, hidup akan terasa lebih hidup. Keberadaan kita tidak sama dengan ketidakadaan kita. wujuduhu laysa ka adamihi. Keberadaan kita akan dirindukan orang jika kita hidup dengan motivasi.
9. Apa latar belakang kang abik bikin film-film islami?
Kenapa saya membuat film Islami? Tentunya sebagai dakwah, menyampaikan pesan-pesan Islam. Kita tidak mungkin mengharamkan film, TV, ataupun sinema. TV itu seperti mata pisau. Pisau itu bisa kita gunakan untuk apa saja (kebaikan atau keburukan), tergantung yang menggunakannnya. Maka, tugas kita bukan mengharamkan pisaunya, tapi memanfaatkan pisau dengan baik.
Kalo orang mudah mengharamkan, itu bukan ahli fiqih. Orang yang faqih itu tidak mudah mengharamkan sesuatu. Orang faqih itu pandai melihat ‘illat hukum.
Menghibur diri itu diperbolehkan dalam Islam. Nah, sekarang bagaimana caranya kita menghibur diri namun tetap bermanfaat.
Dari moderator: jadilah manusia yang istimewa, di manapun kita berada, kita bermanfaat..!
Laporan: Ain Nurws

2 Komentar

  1. kenapa nggak revew sendiri aja... Novel N5M lagi tren tuh,,, hehe

    (mampir-mampir ya ke blogq (kalo mau kontribusi artikel juga sangat boleh))

    BalasHapus
  2. Makasih..
    ok lah, aku mampir ke blog kmu..
    :)

    BalasHapus

Posting Komentar