IDEALIS & PERFECTIONIS, SO WHAT??
Membaca tulisan seorang anak muda bernama pena k3 ChY di sebuah majalah mini ‘badai otak’ berjudul “Dilema Seorang Idealis & Perfectionis” seperti melegitimasi keyakinanku atas salah cita-cita kecil yang mungkin aneh menurut sebagian orang, menjadi sosok idealis dan perfectionis. Aneh, karena selama ini tidak banyak orang yang menyatakan cita-cita menjadi seorang idealis ataupun perfectionis. Kedengarannya keren, tapi terlalu muluk untuk bisa terwujud, begitu kira-kira keyakinan mereka.
Aku sendiri juga nggak tahu, bisa-bisanya ada orang yang menyebutku Miss Perfectionis. Seumur-umur aku nggak pernah mendapat julukan se-muluk itu. Bikin aku ngaca berkali-kali. Dari segi mana orang itu menyebutku Miss Perfectionis? Entahlah. Yang pasti aku seperti harus menemukan jawabannya lewat sebuah majalah yang pernah aku terima sebagai bonus pembelian buku “Jangan sadarin Jilbaber” karya Chio. Haha, jadi promosi...
Ketika dapat julukan itu, sempat terbesit dalam hati, “apakah perfectionis itu negatif?”, meski aku sendiri sudah sangat yakin dan seyakin-yakinnya bahwa perfectionis itu nggak negaitf. Dasarnya ya dari membaca ‘badai otak’ itu. Aku bahkan masih ingat bentuk paragraf, gaya bahasa, maupun background majalah pada halaman yang membahas about idealis dan perfectionis. Ku lahap saja majalah imut itu. Ups.. aku Cuma menghabiskan halaman yang membahas idealis dan perfectionis itu kok.
Ok lah, sebenarnya makhluk macam apa sih idealis dan perfectionis itu?
Aku kutip saja dari tulisan k3 ChY, , , , ,
Sang idealis itu yang baginya segala sesuatu atau everything itu musti or harus sesuai dengan aturan yang ada.
Perfectionis adalah orang yang jika melakukan sesuatu harus sempurna.
Dua makhluk aneh bernama idealis dan perfectionis nih jumlahnya semakin langka. Pasalnya mereka selalu dianggap aneh. Gimana mau mengkader generasi idealis dan perfectionis, Sementara yang akan dikader juga terlanjur mengecap negatif dua makhluk ini. Entah berapa lama lagi kita masih bisa menjumpai mereka, makhluk idealis dan perfectionis.
So, apa kita butuh dua makhluk aneh ini? atau kita buang saja. toh, semua orang sudah merasa tidak membutuhkannya. Buat apa? Meramaikan suasana rapat? Menjadikan gerak orang lain menjadi terbatasi? Membuat orang lain segan melakukan segala sesuatu? Ya....itu terserah kita. tapi kita harus tahu tentang peran sang idealis maupun perfectionis ini. jangan keburu menganggap idealis dan perfectionis ini aneh dan negatif dulu sebelum membaca sedikit komentar dari orang yang saya kutip ini...
Idealis
Adalah seseorang yang punya sudut pandang jauuuh ke depan. Saking jauhnya kadang udah menembus lapisan duniawi ini. begitulah, semua diperhatikan dan dipertimbangkan. Baik dan buruk. Sesuai atau tidaknya. Baginya segala sesuatu harus sesuai, harusnya sama dengan sesuatu yang dianggapnya benar. Bagusnya jika idealisme yang dimaksud adalah idealisme yang berorientasi pada sesuatu yang positif, universal, dan membawa pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Yang parahnya sudahlah idealis tapi ga humanis. Ini mah namanya egois! begitulah ! sang idealis adalah yang baginya segala sesuatu atau everything itu musti or harus sesuai dengan aturan yang ada. berorientasi ke masa depan dan sangat sakit hati dengan istilah “hadapi yang sekarang, yang besok, besok juga dipikirkan.” Semuanya direncanakan sebaik mungkin agar gampang menjalankannya dan mengevaluasinya. Begitulah. Dan temannya idealis ini adalah seorang perfectionis.
Perfectionis
Adalah orang yang jika melakukan segala sesuatu musti sempurna. Niat sempurna, proses sempurna, dan hasil sempurna. Walaupun di dunia ini ga bakal gampang menemukan yang namanya kesempurnaan. Tapi si perfectionis adalah sosok yang konsisten menciptakan atmosfir itu. Sangat tidak gampang berurusan dengan yang namanya perfectionis karena baginya kesalahan harus diminimalisir sekecil-kecilnya sehingga pekerjaan apa saja harus sempurna. Baginya adalah kesakitan yang amat sangat luar biasa ketika melihat realitas yang terjadi, berlalu begitu saja. tanpa ada makna apalagi proses belajar. Baginya dunia akan terasa gelap jika sesuatu itu tidak sesuai dengan yang namanya prinsip kebenaran.
Dari 2 jenis makhluk di atas, sungguh keberadaan mereka adalah pelengkap yang sangat sempurna. Idealis dengan keharusannya dan perfectionis dengan kesempurnaannya. Orang-orang ini tidak banyak jumlahnya walaupun masih bisa ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit. Mereka adalah orang-orang yang vokal dan lantang bersuara. Lantang mengingatkan dan garda terdepan dalam inisiatif perubahan. Bagi mereka, hidup adalah sesuatu yang terrencana, matang, dan penuh perhitungan. Walaupun terkesan monoton, tidak dinamis, dan cenderung keras. Jujur dari hati yang paling dalam, kita butuh tidak orang-orang seperti mereka untuk menghadapi realitas yang semakin menyesakkan dada ini kawan?
Ada yang merasa punya karakter idealis dan/atau perfectionis seperti yang dikatakan oleh k3 ChY di atas? Haha...ada yang udah senyum-senyum...^-^
Aku sangat berterima kasih kepada salah satu teman yang sempat menjulukiku Miss Perfectionis. Meski sebenarnya niatnya bukan memuji, tapi mungkin sedikit ‘mencaci’, betulkan begitu Mr ? Setidaknya aku bisa belajar tentang makhluk perfectionis ini. Meski aku juga nyadar, aku masih jauh dari julukan itu. Selalu sempurna dalam segala pekerjaan? Yang ada kerjaan selalu numpuk dan ngantri untuk dikerjakan tapi aku-nya yang lelet... Yupz, makasih. Apresiasi itu adalah motivasi buatku.
Kembali ke persoalan. Jadi, sebenarnya idealis dan perfectionis itu nggak negatif. Cuma atmosfir buat merasakan nyamannya hidup bersama mereka sudah hilang karena image-image negatif yang terpaksa dilempar ke mereka berdua. Seakan mereka sudah tidak punya tempat hidup, tidak relevan dengan perkembangan zaman, bahkan sudah tersisih dari peradaban. Begitukah?
Yang negatif adalah yang tidak humanis. Yang nggak punya hati ketika ingin menegakkan kebanaran. Tapi orang sekarang juga suka bikin bingung. Yang nggak berperasaan itu yang kayak gimana juga sudah kabur. Ukurannya apa orang dikatakan humanis dan nggak humanis?
By: Ain NurWS
(Disarikan dari majalah mini badai otak edisi 0201, tulisannya k3 ChY)

2 Komentar

  1. dulu dan sekarang, orang idealis dan (mungkin) perfeksionis akan selalu aneh, selalu aneh, selalu aneh.... karena memang mereka adalah minoritas unik, diantara mereka yg mungkin kita dah kenal Ahmad Dahlan, Gie, Soekarno, Ustad Syatibi..... heheheh, kata hadis, :"beruntunglah orang orang yang aneh"...

    BalasHapus

Posting Komentar