Sabtu, 06 Agustus 2011
Dia gadis berusia kurang lebih 5 tahun. Duduk di bangku SD kelas 1. Mengajinya sudah sampai iqro’ jilid 2. Namun, siapa yang menyangka jika anak sekecil itu sudah bisa memberikan banyak pelajaran untuk seseorang yang usianya jauh di atasnya. Misaalnya, aku. Aku, atau mungkin partnerku (mbak bashiroh) tidak pernah menyangka bahwa kami akan mendapatkan banyak pelajaran dari seorang anak kecil bernama lengkap Salsabila Nurul Adzkia ini. Panggilannya Salsa.
Salsa adalah putri ketiga dari Bapak Sriyanto dan Ibu Sri wening yang menjadi shohibul bait yang kami tempati untuk kegiatan Muballigh Hijrah. Ketika pertama kali kami datang, Salsa agak malu-malu menampakkan diri. Namun ketika kami sudah saling memperkenalkan diri, Salsa tak segan lagi untuk menggandeng, memeluk, bahkan mencium kedua pipi kami berkali-kali. Tak banyak anak seperti Salsa yang kita jumpai. Bahkan aku sendiri baru kali ini menemui anak secerdas, sebaik, dan selincah Salsa.
Salsa juga langsung akrab dengan Ridwan yang sempat tinggal dua hari di rumah pak sriyanto sebelum ia dijemput oleh tuan rumahnya di kampung Kedung Banteng, Gedang sari , Gunung Kidul. Ketika Ridwan dijemput oleh tuan rumahnya yang berasal dari Kedung Banteng, aku tahu Salsa meneteskan air mata, sedih ditinggalkan oleh Ridwan. tapi salsa tidak mengakuinya. Katanya ia sedih karena ditinggal bapak (Pak Sri) yang waktu itu mau pergi ke Wonosari untuk mengurusi pemberkasan seorang teman kerjanya.
Salsa, semakin hari kami semakin kagum dengannya. Kecerdasan emosinya yang begitu tinggi itulah yang membuat kami kagum. Dia bisa tahu bagaimanakah keadaan hati kami. Dia bisa menghibur ketika kami lelah dan penat. Dia bisa mengembalikan senyum kami yang sempat hilang beberapa saat karena situasi dan kondisi yang kami hadapi.
Ekspresi kita tergantung situasi dan kondisi yang sedang kita hadapi. Misalnya kita tersenyum ketika melihat atau mendengar sesuatu yang lucu, atau karena mendapatkan sesuatu yang menyenangkan. Tapi di sini, di tempat MH-ku kali ini, di rumah pak sriyanto, aku harus menjaga senyum selalu di depan salsa, gadis berusia 5 tahun yang selalu membuatku tersenyum. Salsa selalu mengamati keadaan air muka kami seperti apa. Sekalipun ia harus berjongkok-jongkok mengintip wajah yang kami sembunyikan.
Tadi pagi (Sabtu, 06 Agustus 2011) aku dan Salsa berjalan-jalan dengan niat melihat pemandangan di sekitar kampung. Ini sekaligus membayar janjiku pada Salsa bahwa aku akan mengajaknya jalan-jalan setelah aku mengantarkan ibu dan kakaknya (Lia) ke sekolah. Kami kemudian memutuskan untuk pergi ke rumah Dava, seorang bayi berusia satu tahun yang tubuhnya agak gendut dan mukanya imut-imut. Kami menuruni jalan yang cukup terjal. Salsa menggandeng tanganku dengan erat, penuh kasih sayang. Begitu pun aku. Serasa punya adik baru. Yah, Salsa suka menggandeng tanganku bila kami pergi bersama. Apalagi ke masjid. Dia tidak menyukai perpisahan. Dia suka diperhatikan,tidak mau dicuekin.
Salsa mencoba mengetik sms di hp-ku. Tulisannya benar-benar tidak terbaca karena ia hanya mengetik dan mengetik tanpa bisa membacanya. Aku terus menuntunnya menuruni jalan terjal itu. Tiba-tiba ada panggilan masuk dari seorang teman, Salsa langsung mengulurkan hp kepadaku. Salsa sangat tertarik untuk belajar sms, tapi dia tidak suka memaksa. Dia toleran sekali, “ya sudah kalau tidak boleh, Salsa nggak maksa kog...”. Siapapun pasti tersenyum mendengar pernyataan tulus itu. Begitu juga ketika ia asyik memencet tombol-tombol hp lalu ada sms masuk, Salsa tidak memaksakan untuk tetap main hp, tapi ia mengulurkan hp itu kepadaku dan mengatakan, “balas dulu sms-nya, nanti Salsa pinjam lagi ya,..”. Betapa ia pengertian pada orang lain.
beberapa hari kemudian...
Minggu, 14 Agustus 2011
Bagaimanapun juga, Salsa tetaplah anak kecil. Dia bukanlah orang dewasa yang punya konsistensi dengan karakternya. Jika beberapa hari yang lalu ia tidak suka memaksa, ternyata setelah sangat dekat dengan aku dan mbak Bashiroh, ia jadi suka memaksa. Misalnya main game di laptopku atau nonton film kartun islami di laptopku meski sudah berkali-kali diputar. Tapi, dia sudah memberiku banyak pelajaran hidup.
Terima kasih,,Salsa...

2 Komentar

  1. nitaadzkia@yahoo.com17 Agustus 2011 pukul 21.04

    wah semoga qta smua yg membacanya jga bsa mengmbl hikmah, walaupun kdang d dekat anak yang seperti itu blm bisa mengartikan makna yag sebnarnya ada d balik setiap kata dan peristiwa ...
    terimakasih .....

    BalasHapus

Posting Komentar