Oleh : Ain NurWS
Untuk memenuhi tugas Mid Semester 5
Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Ustadz Yusuf A Hasan
Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pendidikan anak-anaknya. Pendidikan orang tua terhadap anak telah banyak dicontohkan dalam Al-qur’an. Betapa orang tua memegang peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak. Allah memberikan contoh dalam Qur’an surat Yusuf ayat 67:
وَقَالَ يَا بَنِيَّ لَا تَدْخُلُوا مِنْ بَابٍ وَاحِدٍ وَادْخُلُوا مِنْ أَبْوَابٍ مُتَفَرِّقَةٍ وَمَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ (67)
“Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri."
Ayat ini menceritakan tentang kisah Nabi Ya’qub yang merasakan kekhawatiran bahwa anak-anaknya yang akan pergi ke Mesir akan ditimpa keburukan. Sehingga Ya’qub berpesan kepada anak-anaknya agar tidak datang ke Mesir melalui satu pintu gerbang secara bersama-sama. Ya’qub memerintahkan anak-anaknya untuk datang ke Mesir melalui pintu gerbang yang berlainan. Menurut sebagian besar ahli tafsir, salah satunya dalam tafsir Al-Mishbah karya Quraisy Syihab, hal ini dilakukan untuk menghindarkan mereka dari apa yang dinamakan “العين” ‘ain/mata, yakni pandangan mata yang mengandung kekaguman sehingga menimbulkan kecemburuan atau kedengkian. Ini dipercaya dapat menimbulkan bencana bagi sasaran “mata” itu.
Dalam sebuah hadits, Rosulullah SAW bersabda:
العين حق
Artinya: pandangan mata yang mencelakakan adalah sesuatu yang hak. (HR. Bukhori dari Abu Huroiroh)
Sementara ada yang memahami larangan itu bertujuan menghindarkan prasangka buruk terhadap sebelas bersaudara itu. Jangan sampai kedatangan mereka bersama-sama menimbulkan kecurigaan bahwa mereka mempunyai rencana buruk terhadap masyarakat Mesir.
Selanjutnya, agar mereka jangan menduga bahwa nasihatnya itu bahkan upaya manusia walau bersama-sama adalah penentu segala-galanya, Nabi Ya’qub as melanjutkan , namun demikian, walaupun aku menyuruh kamu masuk dari pintu gerbang berbeda-beda, tetapi aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari ketentuan dan (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal, yakni berserah diri setelah berupaya sekuat kemampuan, dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri."
Dari keterangan di atas maka dapat diambil pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan:
1. Orang tua hendaknya mendidik anak-anaknya diantaranya melalui nasihat. Hal ini seperti dicontohkan oleh Nabi Ya’qub dalam kisah di atas. Nabi Ya’qub menasihati anak-anaknya tersebut adalah dalam rangka mendidik.
2. Salah satu pendidikan yang harus diberikan oleh orang tua kepada anak-anak adalah pendidikan mengenai kewaspadaan / antisipasi terhadap suatu hal buruk yang akan terjadi. Manusia harus memiliki sifat antisipatif karena tidak selamanya manusia menemui keamanan, kenyamanan, kesenangan, dan hal-hal yang serupa. Namun sering kali dalam kehidupan manusia menemui hal-hal buruk yang tidak diinginkannya. Sehingga sikap antisipatif akan memelihara manusia dari keburukan yang tidak diinginkannya. Meskipun segala sesuatu tidak bisa dikatakan terjadi atas kekuasaan manusia.
3. Orang tua juga harus memberi pendidikan terhadap anak-anaknya mengenai sikap tawakkal. Tawakkal ialah sikap berserah diri kepada Allah setelah melakukan usaha sekuat kemampuan. Hal ini seperti dicontohkan oleh Nabi Ya’qub dalam kisah di atas. Karena memang segala sesuatu akhirnya Allah yang mentakdirkan. Dan manusia tidak bisa menolak takdir Allah meskipun telah berusaha sekuat tenaga.
4. Pendidikan yang juga sangat penting untuk diajarkan kepada anak seperti yang dicontohkan oleh Nabi Ya’qub adalah pendidikan kreativitas. Nabi Ya’qub mengajari anak-anaknya dalam rangka antisipasi keburukan dengan cara memasuki Mesir melalui pintu yang berlainan. Ini merupakan ciri dari kreativitas, yakni memiliki banyak ide , gagasan, alternatif, pilihan, saisat, strategi, cara, jalan, solusi, variasi untuk melakukan sesuatu dan menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.

Post a Comment