Sabtu, 24 Maret 2012


OLEH : DR. H. HAMID FAHMI ZARKASYI, M.Phil.
Berikut ini merupakan ikhtisar (ringkasan) epilognya Ustadz Dr. H. Hamid Fahmi Zarkasyi, M.Phil, dalam akhir acara SEMINAR NASIONAL PEMIKIRAN ISLAM KONTEMPORER yang diadakan oleh Lembaga Pengembangan dan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dengan Program Kaderisasi Ulama (PKU) Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor. Seminar ini dilaksanakan di ruang auditorium kampus 3 UAD lantai 3.
Maaf sebelumnya jika kalimat-kalimat yang saya berhasil saya tuliskan disini hanya sepotong-potong. :)
Beliau bertutur dengan nada bercanda ringan “Kalian (mahasiswa) ini kalau dipaksa termyata tertarik juga dengan wacana-wacana pemikiran Islam kontemporer.”
Padahal persoalan kalian itu luar biasa. Jika Anda menjadi pemimpin nanti, sikap apa yang akan kalian ambil ketika ada permasalahan-permasalahan seperti ini (bahkan permasalahannya sangat mungkin lebih kompleks daripada sekarang)?
Pertanyaan-pertanyaan Anda sudah terserang virus liberalisme.
Terkait dengan isu gender yang diperjuangkan oleh kaum feminis, mereka menuntut persamaan hak, posisi, porsi, dan lain sebagainya...Sebenarnya yang penting adalah bukan beramal, bukan pekerjaannya.
Perempuan itu mudah masuk surga, justru laki-laki yang tugasnya lebih berat untuk bisa masuk surga. Perempuan itu dijanjikan masuk surga misalnya jika meninggal karena melahirkan. Sedangkan laki-laki, tidak ada kesempatan untuk bisa masuk surga dengan melahirkan, karena memang bukan haknya, itu haknya perempuan.
Kita –orang Islam- sekarang ini telah terhegemoni oleh pemikiran Barat. Orang yang pakaiannya menutup aurat itu dianggap tidak maju, sedangkan yang pakaiannya buka-bukaan itu dianggap maju. Justru Barat itu yang tidak maju karena tidak mau memakai pakaian yang menutup aurat.
Orang Indonesia itu memang terlalu baik dengan orang lain. Ketika orang non Islam tinggal di negara yang mayoritas umat Islam, mereka mendapat hak-hak perlindungan dari negara. Orang non muslim itu paling nikmat tinggal di negara-negara Islam. Sedangkan ketika orang Islam tinggal di negara yang minoritas muslim, mereka (orang muslim) ditindas, disiksa. Orang Barat menyuruh kita untuk menghormati mereka, tapi mereka sendiri tidak mau menghormati umat Islam yang ada di negara mereka. Padahal orang Indonesia itu sudah terlalu baik kepada orang lain. Saking baiknya sampai mau disuruh menikah beda agama. Hegemoni Barat telah masuk dalam pemikiran umat Islam.
..... (maaf, saya nggak tahu sampai mana pembahasannya, tiba-tiba ke masalah hati)
Tempatnya orang berfikir adalah hati, dan tempatnya orang berfikir juga hati.’ilmun itu pengetahuan yang di dalamnya terdapat iman.
Kita telah diprovokasi untuk berfikir rasional, rasional, dan rasional. Barat membela ‘kemanusiaan’ habis-habisan. Barat sekarang agamanya bukan lagi Kristen, Katholik, tapi agamanya Barat saat ini adalah kemanusiaan/humanisme. Kata mereka; orang lebih enak menjadi humanis daripada religius. Orang lebih baik humanis tapi tidak religius daripada religius tapi tidak humanis. Religius is close by terrorism, religius itu dekat dengan terorisme.
Program Amerika untuk Indonesia saat ini adalah pendidikan karakter, untuk mengimbangi dan menghilangkan pendidikan agama.
Masalah gender sekarang sudah menjadi rancangan UU, “Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang memiliki unsur pembedaan, pembatasan, dan/atau pengucilan atas dasar jenis kelamin tertentu sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 67, dipidana dengan pidana penjara paling lama .....(....) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.....(...),”. Jika seperti ini, maka forum kita ini karena membedakan antara tempat duduk laki-laki di sebelah kanan dan perempuan di sebelah kiri seperti ini sudah melanggar UU. Nanti shaf shalat karena dibedakan antara laki-laki dan perempuan, maka melanggar UU. Apa jadinya???
Ini merupakan persoalan yang terus bergulir seperti bola salju.
Indonesia ini negara yang paling maju liberalismenya. Indone
Wacana ini penting...!!!
Barat mengatakan, “Cara menguasai Umat Islam adalah dengan menguasai wacananya.” Apa yang sedang dibicarakan, itulah yang mereka bidik (untuk dihegemoni dengan pemikiran-pemikiran mereka).
(sampai disini penulis tidak dapat melanjutkan penuturan Ustadz Fahmi Zarkasyi karena rombongan PUTM putri sudah ditunggu oleh supir mobil UAD untuk diantar pulang ke asrama. Maaph ya..)
Saya mengucapkan syukur yang tak terhingga kepada Allah atas semua yang saya alami ini; diberi kesempatan untuk bertemu dengan Ustadz Hamid Fahmi Zarkasyi. Beliau adalah salah satu orang yang sangat saya kagumi, sejak saya mengenal wacana SEPILIS ketika duduk di bangku PUTM.
Bersyukur... bersyukur.. bersyukur..
- Ikut seminar
- Dapat wacana perkembangan pemikiran Islam Kontemporer
- Dapat snack+makan siang+sertifikat
- Antar-jemput pake mobil Avanza
- Dapat kesempatan tanya langsung ke narasumber seminar
“Terima kasih UAD, terima kasih pak Thantowi, dan semua yang terlibat dalam penyelenggaraan ini”.

Post a Comment