Minggu, 22 Juli 2012


(sebelumnya, penulis mohon maaf kepada pembaca karena ada beberapa bagian yang tidak diterjemahkan di sini, karena  keterbatasan kemampuan menerjemahkan beberapa kosakata yang belum dikuasai).

4. Lafadz:
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4)

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Ada yang membaca “maliki” (dengan mim pendek), dan ada yang membaca “maaliki” (dengan mim panjang). Maka dikatakan “maliki” lebih umum dan lebih baligh/sampai (kepada lawan bicara) daripada “maaliki”, ada juga yang berpendapat bahwa “maaliki” itu lebih baligh daripada “maliki”.
Yang benar, bahwa perbedaan antara dua sifat yang dinisbahkan kepada Allah SWT ini ialah bahwa al-malik merupakan sifat lidzaatihi, sedangkan al-maalik merupakan sifat lifi’lihi.
Yaumuddiin adalah hari pembalasan dari Allah SWT kepada hamba-Nya. Dan dari Qatadah ia berkata: yaumuddiin ialah hari dimana Allah membalas kepada hamba-hamba-Nya terhadap amal-amal mereka.


5. Lafadz
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5)
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.

Kami mengkhususkan Engkau dalam beribadah, dan kami mengkhususkan Engkau dalam memohon pertolongan. Kami tidak beribadah maupun memohon pertolongan kepada selain Engkau.
Ibadah: ujung dari puncak-puncak ketundukan dan kerendahan. Secara syar’i ibadah adalah ungkapan untuk sesuatu yang menghimpun kesempurnaan rasa cinta, ketundukan dan rasa takut.
Menggunakan “nun” (pada na’budu dan nasta’iinu) adalah untuk pengabaran dari orang yang berdoa mengenai dirinya dan orang lain (bahwa dia dan orang lain berdoa kepada Allah, bukan hanya dirinya saja yang berdoa kepada Allah dengan al-Fatihah tersebut), bukan untuk mengagungkan dirinya sendiri.
Ibadah lebih didahulukan daripada memohon pertolongan—ingat teks ayat “إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ”—adalah karena ibadah merupakan sarana dari memohon pertolongan.
Dari Ibnu Abbas ra, mengenai firman-Nya “إِيَّاكَ نَعْبُدُ” yakni hanya kepada Engkau kami mengesakan, kami takut wahai Tuhan kami, bukan kepada selain  Engkau. Dan hanya kepada engkau kami memohon untuk melakukan ketaatan kepada-Mu dan memohon pertolongan atas semua urusan kami.
Dan dari Qatadah bahwa beliau (Rasulullah SAW) bersabda: Allah menyuruh kalian untuk memurnikan (mengikhlaskan) ibadah kepada-Nya, dan agar kalian memohon pertolongan atas urusan kalian.




[1] Asy-Syaikh Muhammad Bin Sulaiman al-Asyqar, Tafsiir al-'Usyr al-Akhiir, hlm 3, disampaikan oleh Ain NurWS pada kajian setelah tadarus dengan ibu-ibu jama’ah masjid an-Nashir, diadakan di masjid An-Nashir Nitikan-Yogyakarta pada tanggal 21 Juli 2012 . Pada pertemuan kedua ini pembahasannya adalah ayat 4-5.

Post a Comment