Rabu, 05 Maret 2014
Hmmm.. dari judulnya aja aku sudah pengen ketawa. Emang ada ya musyrifah yang disenangi? Tapi boleh jadi, disenangi siapa dulu. Tentunya dalam hal ini aku nggak akan bahas kalau musyrifah disenangi atasan, atau siapa lah. Di sini aku cuman mau bahas gimana caranya musyrifah disenangi oleh santrinya. Nah kalau disenangi santri, kayaknya musyrifah harus punya kesabaran berlapis-lapis untuk mendapatkan gelar musyrifah favorit. Hehe. Temanku aja yang dikenal cukup sabar dan penyayang pada anak-anak, ketika jadi musyrifah nggak semua santri tuh suka sama dia. Intinya, di dunia ini nggak mungkin ada orang yang disenangi oleh semua orang yang ada di sekitar lingkungannya.
Sebelumnya, sudah tau belum apa itu musyrifah?
Musyrifah berasal dari kata asyrofa-yusyrifu yang artinya membimbing. Nah musyrifah merupakan isim fa’il atau kata benda pelaku yang menunjukkan pada jenis kelamin perempuan karena ada ta’ marbuthohnya. Jadi musyrifah itu orang (perempuan) yang membimbing. Itu baru secara bahasa. Secara istilah, musyrifah ialah pembimbing yang ada di asrama/pondok pesantren. Ya kalau cowok namanya musyrif.
Emang sih kata ini tidak cukup populer di kalangan orang Indonesia. Tapi sebagai orang Indonesia yang negaranya tidak terlepas juga dari banyaknya pondok pesantren, saya rasa pembaca yang ada di Indonesia perlu untuk mengetahuinya.
Pada umumnya musyrifah itu selalu dibenci oleh santri-santrinya. Hehe, iyakah? Nggak juga sih. Tapi yang saya temui, banyak musyrifah bahkan saya sendiri mengalami hal demikian. Agak disiplin sedikit, siap-siap aja dijauhi sama santri. Kecuali santri yang emang bener-bener disiplin dan sadar peraturan. Nah nah nah, gimana caranya agar musyrifah itu bisa disenangi santrinya? Ya minimal santri nggak lari ketakutan waktu musyrifah lewat ( wah yang ini memang lebay.. hehe)
Oke, yang pertama, musyrifah itu ramah. Musyrifah yang ramah, suka menyapa, suka senyum, sedikit banyak mesti ada santri yang suka. Secara lah, mana ada santri yang suka musyrifah yang mukanya ditekuk mulu.
Kedua, rapi dan wangi. Santri-santri pada suka nih kalau musyrifahnya wangi dan rapi. Biasanya juga akan ditanya, ustadzah pakai minyak wangi apa sih? Padahal santri itu aja yang nggak tau bahwa ada pewangi dan pelembut pakaian semacam softener (maaf nyebut merk) yang wanginya sesegar yang sedang ia cium. Dapet tuh perhatian. Tapi ya jangan lebay juga makai minyak wanginya. Normal aja lah. Asal radius setengah meter kecium sedapnya.
Ketiga, kasih perhatian. Misalnya nih santri-santri pada belajar, meski kita sedang nggak ada jadwal mengajar, ya disempatkanlah untuk menengok barang kali ada yang butuh bantuan. Hitung-hitung sambil belajar lagi alias murojaah.
Keempat, kasih makanan. Makanan kecil apalagi agak sering juga bisa menambah kedekatan antara musyrifah dan santri. Ya, kalau yang ini memang harus modal. Anggap aja sedekah. Mesti akan dapat banyak. Dapat pahala sedekah, dapat silaturrahim yang terjalin, dapat senyuman, dan mungkin dapat hal-hal lain yang nggak diduga.
Kelima, beri teladan yang baik. Santri nggak akan suka dengan ustadz/ah yang cuman bisa ceramah tapi nggak ngasih teladan yang baik. Nyuruh shalat jamaah tapi dia sendiri nggak shalat jamaah. Wah, masalah tuh. Nah, caranya ya emang kita harus rajin juga seperti mereka bahkan melebihi mereka jika kita ingin mereka seperti yang kita harapkan.
Keenam. Sabar. Hadapi semuanya dengan senyuman dan selalu ambil hikmahnya. Kalau dibenci itu sudah harus siap menerima. Positif thinking. Mungkin sekarang mereka masih belum bisa seperti yang kita inginkan, tapi yakinlah suatu saat usaha kita nggak akan sia-sia.

Oke, sekian tips dari saya. Bukan berarti saya udah bisa seperti yang saya tulis di atas. But, tidak ada salahnya berbagi, dan mudah-mudahan ini menjadi motivasi buat saya sendiri. Dan yang terpenting adalah kita menjadi pembimbing yang baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Btw, saya baru kali ini menulis catatan tentang musyrifah. Sebenarnya banyak catatan tentang kemudyrifahan, tapi sering kali saya  yang nggak sempat nulis dan mosting.

trus, apa hubungannya gambar bunga dengan pembahasan ini? ada aja lah.. hehe
By: Ain Nurwindsari