Islam Rahmatan Lil ‘Alamin

Assalamu’alaikum wr wb

Alhamdulillah anak-anakku sekalian, kita bisa berjumpa meskipun lewat virtual, yakni live streaming YouTube di SpemdalasTV Channel. Senang sekali ustadzah untuk pertama kalinya bisa menyapa kalian semua. Ustadzah berharap kalian selalu dalam keadaan sehat dan semangat. J

Anak-anakku, tema kita kali ini adalah Islam Rahmatan lil ‘alamin, atau kita bahasakan, Islam, Cinta untuk semesta. Anak-anakku, apa sih maksudnya Islam rahmatan lil ‘alamin?

Baiklah, dalam bahasa Arab, rahmat artinya kasih sayang. Atau di dalam bahasa Inggris kita menyebutnya love. Jadi agama Islam adalah agama yang penuh dengan kasih sayang. Secara ya agama Islam agama penuh kasih sayang, karena agama Islam diturunkan oleh Allah, Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya, betul sekali, Allah memiliki asmaul husna, di antaranya adalah Ar-Rahman yang artinya Maha Pengasih, dan Ar-Rahim, yang artinya Maha Penyayang.

Nah, sebelum kita berbicara lebih jauh, sebenarnya dari mana kita mendapatkan pernyataan bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin?

Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Anbiya’ (21) ayat 207

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (107)

Artinya: tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Ayat ini menjelaskan memang bahwa Allah tidak mengutus Nabi Muhammad ke dunia ini sebagai Rasul, kecuali sebagai Rahmat bagi seluruh alam. Nah, rasul diutus untuk apa? Tentu saja untuk menyampaikan ajaran Islam. Maka keberadaan Rasul di dunia ini itu sudah rahmat. Nah, bagaimana setelah Rasul meninggal? Tentu ajaran Islam lah yang tertinggal. Rasulullah sudah tidak ada, tapi ajaran Islam yang beliau bawa akan terus ada bahkan di seluruh penjuru dunia.

Apa sih bentuk kasih sayang Allah yang ada pada ajaran Islam?

1.       Islam sebagai petunjuk manusia, agar manusia senantiasa berjalan di jalan yang benar

Rahmat yang diberikan berupa Islam meliputi segala dimensi kehidupan manusia. Allah mengutus Rasul-Nya Muhammad sebagai petunjuk kepada manusia. Agar manusia senantiasa berjalan di jalan yang benar.

الم (1) ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2)

“Alif Lam Mim Itulah kitab (Al-Qur’an), tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang yang bertakwa”

Yang ujung dari ayat ini, yakni ayat ke 5, disebutkan yang mereka selalu di atas petunjuk, maka merekalah orang yang beruntung.

أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (5)

“Mereka lah orang-orang yang berada dalam petunjuk Tuhan mereka, dan mereka lah orang-orang yang beruntung”

 Ya beruntung di dunia terutama beruntung di akhirat. Karena kehidupan dunia ini hanya sementara. Sedangkan kehidupan yang sebenarnya adalah yang di akhirat.

oleh karena itu, jika manusia mengamalkan Islam dengan sebaik-baiknya, maka ia tidak hanya mendapatkan rahmat di dunia, tetapi juga di akhirat.

2.        Islam sebagai rahmat untuk diri manusia sendiri

Ajaran Islam jika diamalkan akan menjadi rahmat untuk diri manusia sendiri. Contohnya ada syariat Shalat. Wah, shalat itu rahmat yang luar biasa. Coba kita shalat dengan khusyu’, apa yang akan terjadi? Hati menjadi tenang, pikiran tidak gampang stress. Itu baru sebagian kecil saja.

 

Syariat yang lain, misalnya menutup aurat. masyaAllah, menutup aurat ini betul-betul rahmat untuk kita semua. Hati kita menjadi terjaga, kehormatan kita juga terjaga. Coba kalau tidak ada batasan menutup aurat, kehidupan manusia bisa kacau. Lihat bagaimana hebohnya manusia yang tidak menutup aurat, mengumbar auratnya kemana-mana, ada saja fitnah dan berbagai masalah lainnya yang ditimbulkan akibat tidak menutup aurat.

 

Apalagi? Larangan berzina. Itu merupakan kasih sayang Allah. Coba kalau zina diperbolehkan. Kacau semuanya. Ini anak siapa? Ini pasangan sah nya siapa. Orang bisa seenaknya menggauli dan meninggalkan pasangannya. Tanpa ada tatanan hukum yang mengatur. Kacau semuanya. Maka diberilah syariat pernikahan. Di dalam pernikahan diikat dengan ikatan yang kuat. Yang orang tidak bole main-main dengan ikatan itu ya. Coba pacaran? Mana ada ikatan disitu. Yang ada hanya nafsu, sedangkan nafsu cenderung merusak manusia. Disinilah Islam mengingatkan manusia terhadap fitrahnya.

 

Apalagi? Syariat puasa. Di dalam puasa manusia menahan lapar dan dahaga. Menahan perbuatan tidak baik. Sungguh banyak sekali hikmah di balik puasa. Manusia menjadi sehat jasmani dan ruhani. Manusia jadi lebih bisa menghargai orang lain. Manusia jadi lebih baik dari sebelum puasa.

 

Apalagi? Nabi Muhammad mengajarkan bagaimana menjalani kehidupan yang sesuai dengan kaidah syariat serta mengajarkan toleransi kehidupan. Kita tidak boleh memaksakan kehendak kita, bahwa orang lain harus mengikuti apa yang kita yakini dengan cara memaksa. Islam tidak mengajarkan seperti itu. Islam mengajarkan lakum dinukum waliya diin.

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6)

“Bagimu agamamu, bagiku agamaku.” (Q.S. Al-Kafirun:6)

 

 Maka yang boleh adalah tampakkanlah akhlak yang mulia. Orang lain akan melihat, oh.. Islam itu keren. Islam tidak memaksa tapi islam menunjukkan kemuliaan akhlaknya.

 

Apalagi? ISLAM mengajarkan tatanan sosial dan cara hidup yang lengkap dan menciptakan kedamaian dan kesejahteraan dalam kehidupan. Ya, Islam melarang pertengkaran dan permusuhan.

 

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Dan tolong menolong lah kalian dalam hal kebaikan dan takwa, dan janganlah kalian tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan” (Q.S. Al-Maidah:2)

 

Itu lah sedikit gambaran kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya, yakni manusia.

 

3.        Islam sebagai rahmat untuk binatang dan tumbuhan


«مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ»

“Barang siapa yang tidak menyayangi maka ia tidak akan disayangi” (HR. Bukhari)

Untuk menciptakan kesejahteraan dalam kehidupan, maka diantara makhluk hidup harus saling menghargai dan tidak boleh bersikap sewenang – wenang. Meskipun makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan tidak dapat berbicara, sebagai manusia yang diberikan akal pikiran seharusnya memikirkan kelangsungan hidup makhluk lainnya.

Sebagai contoh menyakiti hewan dan menebang pohon sembarangan. Kehidupan yang bisa berdampingan akan menciptakan kesejahteraan bagi makhluk itu sendiri dan khususnya alam semesta. Justru sebaliknya, jika manusia tidak menjaga kesejahteraan dan keselarasan hidup akan menimbulkan dampak pada manusia. Menebang pohon sembarangan dan tidak menyayangi apa yang ada di alam semesta akan timbul bencana yang pada akhirnya akan merugikan manusia itu sendiri. Islam mengajarkan bagaimana menjaga lingkungan serta hidup dengan saling menghargai. Hal itu sesuai dengan firman Allah dalam Surat Ar-Ruum:41

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (41)

 

yang artinya: “ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

kesimpulan:

sebagai umat Islam, kita harus bersyukur karena kita berada di bawah naungan agama yang penuh dengan cinta. Oleh karena itu, pahami dan amalkan sebaik-baiknya ajaran Islam agar kita juga bisa menjadi insan penebar cinta ke seluruh alam semesta.

Jangan sampai kita ini menjadi makhluk yang dibenci oleh makhluk lainnya karena kita tidak memiliki cinta kepada mereka.

Milikilah cinta kepada semesta maka cinta itu akan kembali kepada kita. Karena kita pada akhirnya akan kembali kepada Sang Maha Mencintai, yakni Allah SWT.

 

Sumber:

1.     Maktabah syamilah

2.     https://www.ajnn.net/news/islam-rahmatan-lil-alamin-kasih-sayang-allah-untuk-semesta-alam/index.html



Post a Comment